Advertorial
Intisari-Online.com -Pendeta YeremiaZanambani asal Kabupaten Intan Jaya, Papua, ditemukan tewas tertembak. TNI dan KKB saling tuding.
Baik pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saling menuduh satu sama lain sebagai pelakunya.
Menurut pihak KKB, seperti dilansir Suara Papua, banyak warga yang meyakini TNI sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Menurut mereka, pendeta sekaligus mantanKetua Klasis GKII Hitadipa, dan juga Ketua sekolah STA Hitadipa tersebut tewas saat sedang memberi makan ternak.
“Bapak dia (Alm. Yeremia Zanambani) pergi ke Bomba. Kampung yang tidak jauh dari Hitadipa tujuan almarum untuk kasih makan ternak babi. Mayatnya baru ditemukan pagi tadi dengan kondisi tangan sudah disabet dan telah ditembak,”tulisSuara Papua.
Pendeta Yeremia yang juga merupakan Wakil ketua penerjemah Alkitab bahasa Moni terakhir kali ditemukan beraktivitas oleh istrinya yang juga ikut ke kandang babi.
Namun, sang istri akhirnya pulang terlebih dahulu setelah suaminya mengatakan ingin terlebih dahulu melihat ternaknya makan.
Sayangnya, sang suami urung pulang hingga akhirnya ditemukan keesokan harinya sudah tak bernyawa dengan kondisi tangan mengenaskan.
Tangan pendeta Yeremia disebutkan dalam kondisi seperti habis ditebas, sementara di bagian tubuh lain disebutkan ditemukan luka tembak.
Warga sekitar, menurutSuara Papua, mengaku sudah diberi peringatan keras oleh pihak TNI terkait dua pucuk senjata yang diklaim diambil pihak KKB setelah salah seorang anggotanya tewas di tangan KKB.
Dalam pencarian senjata dan pengejaran para KKB tersebut, pihak TNI dikabarkan pergi ke lokasi kandang babi pendetaYeremia.
Itulah yang memicu klaim KKB bahwa pihak TNI menjadi pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya pendetaYeremia.
Lalu apa jawaban dari pihak TNI?
Tentara Nasional Indonesia ( TNI) kecam fitnah yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata ( KKB) terkait pembunuhan seorang pendeta bernama Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Fitnah tersebut, menurut Kapen Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa, disebarkan KKB di media sosial.
"Dari sejak tadi pagi, tiga akun mereka mulai menyebarkan berita bohong dengan memutar balikkan fakta. Fitnah mereka di medsos, jelas sudah setingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang sidang umum PBB," tutur Suriaswata.
Menurut Suriaswata, Yeremia ditembak anggota KKB, Sabtu (19/9/2020). Korban diketahui merupakan warga asli Suku Moni.
"Kejadian terjadi di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, pada Sabtu (19/9/2020) sekitar pukul 18.00 WIT," ujarnya.
Korban keempat dalam sepekan
Menurut Suriaswata, Yeremia merupakan korban keempat dari aksi brutal KKB dalam pekan ini.
Sebelumnya, KKB berulah adi Intan Jaya, Senin (14/9/2020). Saat itu, dua tukang ojek mengalami luka tembak di lokasi yang sama tapi di waktu yang berdekatan.
Kedua korban bernama Laode Anas (34) yang terkena tembakan di lengan kanan, dan Fatur Rahman (23) yang mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian dahi dan hidung, serta perut menderita luka tembak.
Tiga hari sesudahnya, KKB kembali beraksi di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa dan menyebabkan gugurnya Serka Sahlan dan seorang warga sipil, Bahdawi.
Ketiga, Babinsa Koramil Persiapan Hitadipa, Pratu Dwi Akbar Utomo gugur setelah mengalami luka tembak.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pendeta di Papua Tewas Ditembak, TNI Bantah Fitnah KKB di Media Sosial".