Penulis
Intisari-Online.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, berulang kali berulah dan membuat TNI maupun Polri memburu mereka.
Salah satunya yaitu saat mereka dilaporkan menembaki helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service, dikutip Gridhot dari Antara.
Peristiwa penembakan tersebutterjadi di sekitar Kampung Olenki, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua pada Rabu (16/10/2019).
Dilaporkan penembakan terjadi pada pukul 09.20 waktu setempat.
Penembakan tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Kamal di Jayapura.
Helikopter yang diketahui ditembaki oleh KKB tersbeut diketahui berpenumpang satu orang yang merupakan pekerja pembangunan tower jaringan BTS B6.
Kamal juga menambahkan tidak ada korban jiwa dalam aksi penembakan tersebut.
Helikopter tersebut dilaporkan ditembak sebanyak tiga kali hingga terkena kaca bagian depan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, aksi penembakan helikopter tersebut dikatakan untuk menunjukkan eksistensi para kelompok.
Pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini kejadian tersebut dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka.
Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando. Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi.
Para kelompok tersebut dikatakan saling bersaing satu sama lain.
Sosok Egianus Kogoya yang selalu menjadi sorotan dianggap membuat iri para kelompok lainnya untuk melakukan aksi yang lebih heboh.
"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus. Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.
Dax kemudian menambahkan kalau para kelompok tersebut hanya ingin bersaing satu sama lain dan tidak bekerja sama.
"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga, tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.
"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan. Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.
Kelompok yang sering beraksi di daerah puncak di antaranya adalah Lekagak Telenggen dan Militer Murib.
"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax.
Dax menambahkan kalau pemimpin tertinggi para KKB yaitu Goliath Tabuni sudah lama sekali tidak terlihat.
"Di struktur organisasinya mereka membagi jadi Komando Daerah Pertahanan (Kodap), tapi pada dasarnya organisasi mereka itu antara ada dan tiada, yang selama ini cukup aktif hanya Kodap 3 Ndugama," ujar Dax.
"Goliat Tabuni sangat jarang terkoneksi dengan yang ada di Timika, Ndugama. Goliat lebih ada di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya," tambahnya.
KKB memang dilaporkan seringkali membuat ulah di tahun 2019.
Bahkan anggota TNI-Polri sampai sempat kontak senjata dengan para kelompok tersebut.
Artikel ini telah tayang di Gridhot.id dengan judul Jauh di Pedalaman Papua, Siapa Sangka, Kehidupan Anggota KKB Tak Ubahnya Gengster, Tiap Orang Bersaing Satu Sama Lain, Saling Buat Ulah Demi Naikkan Pamor
(*)