Filipina selama ini adalah satu dari 2 sekutu AS di Asia Tenggara, tapi Presiden Rodrigo Duterte sendiri malah mengejar hubungan lebih dekat dengan China sejak menjabat tahun 2016 lalu.
Kewajibannya, sementara itu, memaksanya untuk berpihak kepada AS.
Letak Filipina sendiri juga bisa dianggap 'strategis yang terkutuk': teritorinya membentuk satu perbatasan di Laut China Selatan.
Selain itu, letaknya juga strategis sebagai pangkalan penting untuk bisa himpun militer dan luncurkan serangan.
Custodio adalah peneliti yang telah bekerja selama 3 tahun di bawah pimpinan deputi staff perencanan Militer Filipina.
Ia mencatat bagaimana bagi angkatan laut AS "rute tercepat dari Pasifik tengah ke Laut China Selatan adalah melewati Filipina".
"Kanal Balintang di sebelah utara Filipina dan Selat Surigao yang lewati pertengahan kepulauan ini, akan ditutup AS untuk mencegah China masuk ke Pasifik."
Custodio kemudian menjelaskan lebih lanjut "akan ada pergerakan bilateral dan unilateral, akan ada pertempuran jet tempur AS, dan itu semua akan menjadi umum di perang antara China dan AS."