Find Us On Social Media :

Kini Dicengkeram Kemiskinan, Ternyata di Masa Lalu Timor Leste Sokong Australia hingga Diperas Jepang dalam Pertempuran Timor Masa Perang Dunia II

By Khaerunisa, Sabtu, 19 September 2020 | 13:00 WIB

Bendera Timor Leste.

Intisari-Online.com - Timor Leste kini masih dicengkeram kemiskinan setelah 21 tahun lepas dari Indonesia.

Seperti diketahui, Timor Leste pernah menjadi bagian dari Indonesia sebelum hasil referendum yang digelar 30 Agustus 1999 menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Timor Leste menginginkan kemerdekaan.

Melansir Kompas.com, laporan United Nations Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.

Angka PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai 2.356 dollar AS atau sekitar Rp 34,23 juta (kurs Rp 14.532) pada Desember 2020.

Baca Juga: Timor Timur di Tahun 1974, Dianggap Bakal Jadi 'Duri' Bagi Indonesia oleh Soeharto, Tapi Dianggap Tak Layak untuk Merdeka oleh Australia

Sementara itu, mengutip data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, ekonomi Timor Leste bakal semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona (Covid-19) dan kondisi politik yang belum stabil.

Kini menjadi salah satu negara paling miskin di dunia, rupanya di masa lalu Timor Leste pernah berperan besar dalam pertempuran pasukan Australia melawan Jepang.

Tanpa rakyat Timor Leste yang saat itu dikenal sebagai Timor Portugis, mungkin para tentara dari negara-negara itu tak mampu bertahan di tengah medan perang.

Saat itu, Bumi Lorosae merupakan medan perang di masa Perang Dunia II (PD II).

Baca Juga: Pantas China Bermuka Tebal Klaim Laut China Selatan Meski Dikecam Satu Bumi, Ternyata Catatan Kuno Kedigdayaan China Ini yang Menjadi Alasannya Ogah Mengalah

Sebelum melewati masa-masa pendudukan Indonesia, Timor Leste diketahui lebih dulu melalui berbagai peristiwa, termasuk menjadi medan perang selama PD II.

Melansir The Conservation dalam artikel berjudul 'East Timor, war, coffee and Australia’s debt of honour', disebut bahwa tentara Australia telah lama mengandalkan keramahan orang Timor yang dilambangkan dengan kopinya.

Setidaknya antara tahun 1942 hingga 1943, tentara Australia bertahan berkat bantuan orang Timor.

Pertempuran Timor adalah pertempuran yang terjadi di pulau Timor selama Perang Dunia II.

Baca Juga: Dipercaya Jadi Keturunan Langsung dari Dewa, Kim Jong-Un Dianggap Terlalu Sempurna untuk Buang Air, Bahkan Kotorannya Mengandung Informasi Mengenai Dirinya

Pertempuran ini terjadi antara Australia, Belanda, Britania Raya dan Amerika Serikat melawan Kekaisaran Jepang yang menyerang pada tanggal 20 Februari 1942.

Pasukan komando Belanda dan Australia itu secara kolektif dikenal sebagai Pasukan Burung gereja.

Mereka hanya sesekali diberikan jatah tentara. Saat itulah mereka sangat bergantung pada bantuan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Tapi malang bagi rakyat Timor Portugis karena di sisi lain, tentara Kekaisaran Jepang juga mengikuti prinsip 'pengadaan lokal', yang lebih sering berarti permintaan paksa dan penjarahan.

Baca Juga: ‘Saya Akan Terus Merawatnya’ Kisah Kesetiaan Tukang Sepatu Merawat Istrinya yang 19 Tahun Alami Kelumpuhan, Apalagi Anak Sulungnya Juga Lumpuh

Di masa itu, Jepang dan Australia masing-masing menghancurkan desa-desa dan menghancurkan tanaman dan simpanan makanan penduduk asli Timor, sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan strategis dalam Pertempuran Timor.

Orang Timor juga berdagang dengan tentara Australia, yang membayar makanan mereka dengan koin yang kebanyakan dihargai karena 'nilai ornamen'.

Ada pula cerita tentang 'penduduk asli' yang muncul tanpa diminta dari hutan membawa pisang, makan dengan pendeta Portugis setempat dan 'gadis-gadis' Timor yang hanya berpakaian rok rumput membawa air untuk tentara.

Meski orang Timor juga terkadang enggan menjual makanannya, yang diartikan sebagai tidak ramah dalam salah satu sejarah.

Baca Juga: Coba Mandi Pakai Air Hangat Rebusan Batang Serai, Rasakan Sensasi Tak Terduga pada Tubuh, Mau Coba?

Sebagai sarjana, Katarzyna J. Cwiertka, berpendapat bahwa makna budaya makanan dapat diperkuat dalam perang.

"Itu bisa menjadi senjata, perwujudan musuh, tapi juga tanda harapan, bantuan yang menenangkan," ujarnya.

Karena alasan inilah hutang terima kasih kepada orang Timor dikenang begitu kuat di Angkatan Darat Australia.

Seorang tentara Australia, Bill Beattie, mengungkapkan rasa malu yang mendalam atas pengabaian Australia atas orang-orang Timor Timur setelah invasi Indonesia dan penarikan efektif Portugal pada tahun 1975, dikutip dari The Concervation.

Keramahan orang Timor di masa konflik menciptakan ikatan antar budaya dengan militer Australia yang telah bertahan selama lebih dari setengah abad yang penuh gejolak.

Baca Juga: Luar Biasa! Ngaku Bisa Bercinta Hingga 28 Kali Sehari, Wanita Uzur Ini Hingga Nikahi 14 Pria Muda Tampan Demi Bisa Puaskan Dirinya

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari