Untuk lancarkan tujuannya, Washington mengambil aksi konkrit dengan menutup kantor Konsulat Umum China di Houston, mengirim Menteri Kesehatan mereka ke Taiwan, berusaha memblokir media sosial China TikTok dan WeChat di AS.
Tak hanya itu, AS juga memberi sanksi perusahaan-perusahaan China yang berfokus pada teknologi dan manufaktur atas tuduhan kerja paksa di Xinjiang.
Tentu saja itu merupakan sebuah langkah ala bandit untuk terapkan perang dingin baru dengan China.
Sekarang tinggal melihat bagaimana respon dari Beijing dan negara lain, apakah mereka akan menanggapi AS atau tidak.
China telah mengatakan "tidak" atas tuduhan antagonisme ideologi antara komunisme dan demokrasi.
AS sementara itu secara eksplisit menarget Partai Komunis dan ideologi komunis, China juga dituduh melakukan hal yang sama terhadap demokrasi.
Dalam wawancara dengan agensi berita pemerintah Xinhua pada 5 Agustus, menteri luar negeri China Wang Yi dengan tegas menolak ide perang dingin baru.
Ia mengatakan, "China yang sekarang bukanlah Uni Soviet yang lawas. Kami tidak berniat menjadi AS yang baru. China tidak mengekspor ideologi."