Namun saat itu ia harus menerima kenyataan bahwa dokter belum bisa memastikan apakah kista itu bersifat jinak atau kanker.
Akhirnya dokter mengatakan bahwa pihak medis harus mengangkat ovarium kiri wanita muda tersebut karena kistanya terlalu besar.
Setelah operasi, dokter yang berhasil menyelamatkannya mengatakan bahwa tenaga medis tak bisa menemukan ovariumnya karena kedua kista telah meregangkan ovariumnya.
Sehingga pilihan terakhir adalah mengangkat semuanya tanpa memikirkan ovarium wanita itu.
“Saya hanya memiliki satu ovarium yang merupakan ovarium kanan saya."
"Saya bertanya kepada dokter dan dia mengatakan bahwa kista itu tidak berhubungan dengan menstruasi atau asupan makanan, melainkan hormon." jelasnya.
Dokter pun mengatakan bahwa biasanya penyakit kista ovarium ini terjadi pada wanita berusia 30-40 tahun yang pernah melahirkan.
"Dia tidak menyangka hal ini terjadi pada saya karena saya baru berusia 21 tahun."
"Dokter mengatakan bahwa saya masih dapat memiliki bayi dan menstruasi normal, tetapi saya benar-benar perlu merawat ovarium kanan saya." tambah wanita tersebut.