Dilansir Hindustan Times Selasa (15/9/2020), New Delhi menyatakan bahwa 20 tentara mereka yang di perbatasan menjadi korban tewas.
Sementara Beijing, meski mengklaim bahwa prajurit mereka juga menjadi korban dalam insiden tersebut, mereka tidak menyebutkan jumlahnya.
Cleo Paskal dari Foundation for Defense of Democracies menduga, jumlah tentara yang tewas atau terluka bisa menembus 60 orang.
Sejak saat itu, dua negara yang berbatasan di kawasan Lembah Galwan itu saling menuding sudah melanggar batas di Garis Kontral Aktual.
Chang dalam opininya menjelaskan, upaya "Negeri Panda" membalas India tidak efektif.
Ditandai dengan tiga area di Ladakh yang masih dikuasai Delhi.
"India sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada penjajah untuk berkembang.
"Mereka saling menuduh sudah melanggar perjanjian dengan menembakkan tembakan peringatan," tulisnya.