Penulis
Intisari-online.com - China dan India dalam beberapabulan ini keduanya terungkap terus bersitegang di perbatasan.
Meski demikian, kedua negara ini masih dalam batas wajar, bahkan keduanya sempat sepakat untuk mengurangi ketegangan.
Menurut konsensus yang dicapai oleh Menteri Luar Negeri China-India.
Namun, terlepas dari hal itu, kedua negara terus melakukan pergerakan agresif dan provokatif yang memicu amarah masing-masing negara.
Daerah Ladakh memang menjadi hotspot yang disengketakan selama lima bulan terakhir ini.
Sputnik dan India Today melalui 24h, Rabu (16/9/20), melaporkan China telah melakukan tindakan yang membuat India marah besar.
Dikatakan China mengirim setidaknya 10.000 tentara baru ke Ladakh, di mana sebelumnya mereka sudah memiliki 5-6.000 tentara di wilayah itu.
China juga membawa artileri, rudal permukaan ke udara dan setidaknya 250 pesawat militer.
Tindakan China terus meningkat di Actual Control Line (LAC), meskipun sebelumnya pada 10 September Menteri Luar Negeri China-India sepakat untuk mengurangi ketegangan.
Hal itu memmbuat India marah besar, di mana tindakan itu telah memicu provokasi.
Sebelumnya, India juga telah meningkatkan sistem logistiknya, termasuk senjata amunisi, obat-obatan dan makanan ke LAC.
Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan tentaranya memasuki musim dingin.
India memasok 150.000 ton pasokan makanan ke LAC, namun tindakan China dengan menambah pasukannya memicu kemarahanIndia.
Melihat situasi ini, Menteri Pertahanan India Rajnath Sigh mengatakan bahwa negara itu ditahan tetapi siap untuk mempertahankan wilayahnya dalam situasi apapun.
Menurut Rajnath Sigh, China sedang memobilisasi sejumlah besar pasukan LAC, bertindak agresif untuk mengubah status wilayah itu.
Tindakan itu dianggap mengkhianati perjanjian perbatasan yang sudah ditandatangani kedua belah pihak.
"Pembangunan militer China bertentangan dengan kesepakatan yang dicapai tahun 1993-1996, tentang masalah perbatasan," katanya.
"Sementara pasukan kami menganggap serius perjanjian itu, tetapi China melakukan sebaliknya, tahun ini mereka meningkatkan tindakan kekerasan di LAC melanggar standar perilaku di perbatasan," kata Rajnath Singh.
"Saat ini China sedang memobilisasi sejumlah besar pasukan dan senjata ke LAC, tempat penting yang diperebutkan termasuk Danau Ladakh dan Pangong," imbuhnya.
Menteri Pertahanan India mengatakan, kebuntuan di masa lalu telah diselesaikan dengan lancar.
Namun, sejumlah besar tentara China dan sifat dari situasi stres saat ini "sangat berbeda".
"Kami siap menghadapi situasi apa pun", Tuan Rajnath Singh menekankan.
China Global Times berkomentar bahwa situasi di LAC "mengganggu" dan berpotensi menimbulkan konflik.
"Situasi saat ini sangat mirip dengan situasi sebelum perang perbatasan China-India tahun 1962," kataLiu Zongyi, seorang analis di Shanghai Institute of International Studies.
"Pernyataan Rajnath Singh bukanlah sinyal yang baik bagi China dan India untuk menyelesaikan masalah secara damai," imbuhnya.