Advertorial
Intisari-Online.com - Konflik antara India dan China semakin memanas.
Sebelumnya, kedua negara ini terlibat konflik tanpa senjata diperbatasan pada Juni 2020 kemarin.
Akibatnya 20 tentara India tewas dan membuat publik India marah besar kepada China.
Seolah belum selesai, baru-baru ini seorang anggota pasukan khusus India juga tewas karena konflik dengan tentara China.
Selain itu, India menuduhChina menculik lima warganya di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Lima orang yang hilang itu berasal dari negara bagian Arunachal Pradesh, India, yang diklaim China sebagai Tibet Selatan.
Dan Angkatan Darat India sendiri mengatakan telah memberi tahu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tentang hilangnya 5 warga itu pada hari Sabtu lalu.
"Kami akan berterima kasih jika pihak China dapat menyerahkan mereka kembali, seperti yang biasanya kami lakukan," ucap Letnan Kolonel Harsh Wardhan Pande, juru bicara pasukan pertahanan India, mengatakan kepadaReuters.
Nah, terkait soal itu, dilaporkan China akan membebaskan lima warga India tersebut.
Dilansir dari reuters.com pada Sabtu (12/9/2020), kelima warga India ituditahannya awal bulan ini di wilayah yang berbatasan dengan Tibet.
Tabloid yang didukung pemerintah, Global Times melaporkan pada hari Sabtu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Kelimanya adalah agen intelijen India yang berpakaian seperti pemburu, kata surat kabar itu, membantah klaim bahwa mereka telah diculik.
Mereka tidak mau hubungan bilateral antara dua yang sudah tegang menjadi tegang kembali.
Apalagi hilangnya mereka bertepatan dengan konfrontasi perbatasan minggu itu di Himalaya barat, di mana keduanya menuduh satu sama lain menembak ke udara.
Jadi, setelah wakil dari India melaporkan kehilangan warganya, pihak China langsung berkomunikasi.
Sebab, kedua belah pihak berusaha untuk untuk menghindari penggunaan senjata api di perbatasan.
Pada hari Kamis lalu, Anggota Dewan Negara China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar bertemu di Moskow dan setuju untuk mengurangi ketegangan di perbatasan.
Pemimpin redaksi Global Times Hu Xijin mengatakan di aplikasi Weibo yang mirip Twitter diChina bahwa hubungan China-India sedang stabil.
Pengamat hubungan luar negeri China sering menonton pesan Hu di media sosial untuk mengukur sentimen dari pembuat kebijakan Beijing.
"Tampaknya pertemuan berturut-turut antara menteri pertahanan dan menteri luar negeri China dan India telah memainkan peran positif dalam mendinginkan situasi," tulis Hu.
Selain itu, Tentara Pembebasan Rakyat mempertahankan setiap jengkal tanah negara, dan Angkatan Darat India akhirnya gagal memanfaatkannya.