Itu karena sekumpulan sistem tak berawak dapat mengoptimalkan dampaknya melalui koordinasi yang rumit.
Misalnya, algoritma canggih yang memungkinkan peningkatan ukuran otonomi memungkinkan drone untuk beroperasi bersama-sama satu sama lain dan, antara lain, menghindari tabrakan.
Setiap drone dapat mengawasi area tertentu, dan jika sekelompok sistem tak berawak memiliki kemampuan AI , mereka dapat berbagi dan mengoordinasikan informasi melalui node perintah dan kontrol.
Dalam skenario ini, setiap drone akan memberikan sudut pandang unik yang relevan dan sangat penting untuk tujuan misi.
Dalam kasus proyek Armada Hantu Angkatan Laut, misalnya, algoritma canggih yang diberdayakan AI memungkinkan kelompok Kapal Permukaan Tak Berawak untuk beroperasi secara terkoordinasi dengan berbagi tujuan, bertukar informasi navigasi dan intelijen, serta mengoptimalkan tugas misi secara kolektif.
Koordinasi teknis seperti itu akan memungkinkan sistem tak berawak untuk semakin melakukan analisis, memecahkan masalah, dan melakukan analisis dalam waktu dekat.