Hal ini dapat dilacak pada tahun 2016 lalu saat warga Indonesia bernama Dian Yulia Nova bersama suaminya berusaha meledakkan diri mereka menggunakan bom 'magic com' di luar Istana Negara, Jakarta.
Selanjutnya serangan bom di Surabaya Mei 2018 menjadi serangan pertama yang libatkan militan wanita di Asia Tenggara.
Mengenang kejadian tersebut, sayangnya serangan tersebut adalah bom bunuh diri yang sukses pertama kali dilaksanakan oleh pelaku radikal wanita.
Tidak tanggung-tanggung, pengeboman itu libatkan seluruh anggota keluarga, termasuk wanita dan anak-anak.
Selanjutnya serangan kedua yang libatkan satu keluarga yang meledakkan diri di kantor polisi Surabaya, hanya satu anak yang selamat.
Januari tahun lalu, sepasang warga Indonesia yang anggota Jemaah Ansharud Daulah (JAD) meledakkan diri mereka di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Jolo, Filipina.
Sedangkan pada Mei 2019, pihak berwenang Malaysia menangkap ibu rumah tangga berumur 51 tahun yang merencanakan untuk memarkir mobil berisi bahan peledak dan minyak di stasiun pemilihan umum di Puchong, Selangor.
Saat itu memang merupakan waktu pemilu Malaysia, mengutip sumber intelijen.
Baca Juga: Covid-19 Di Korea Utara: Tetap Berjuang Produksi Vaksin Meski Ancaman Kelaparan dan Badai Mengintai