Find Us On Social Media :

Layaknya Tidak Ada Batas Gender Lagi, Sekarang Marak Teroris Wanita di Indonesia Dan Bagaimana Kita Dapat Mencegahnya Tumbuh Makin Besar

By Maymunah Nasution, Senin, 7 September 2020 | 09:02 WIB

Ilustrasi maling bercadar, komplotan maling nekat gasak toko sembako di Cipondoh, Tangerang.

Kemudian Oktober 2019, pelaku penusukan Wiranto ditangkap.

Mereka menggunakan pisau dan gunting.

Kasus-kasus itu tunjukkan peningkatan penyerang wanita di Asia Tenggara, yang mulai perlebar kemampuan mereka mengambil peran 'maskulin'.

Panggilan Jihad

Baca Juga: Ingat, Jangan Pernah Campur Detergen dan Pemutih Saat Mencuci, Karena Hal Mengerikan Ini Bisa Terjadi!

Dorongan bagi wanita untuk mulai jadi penyerang muncul di media sosial dan media propaganda ISIS seperti di Facebook.

Contohnya adalah laman pro-ISIS Indonesia di Facebook bernama Mujahidah (sebutan feminin untuk mujahid, pejuang Jihad) telah berubah dari wanita radikal melahirkan para pelaku teroris menjadi wanita pelaku teroris itu sendiri.

Sinyal ini meningkatkan penerimaan dan keberanian wanita mengambil peran sebagai militan garis depan.

Propaganda itu mempromosikan pesan kepada wanita radikal jika mereka adalah kunci sukses untuk suami dan umat Muslim karena mereka adalah agen masa depan dan kekuatan yang mengubah peran operasionalnya.

Baca Juga: Getol Buat Vaksin Covid-19, Ide Visioner Putin Justru Ditolak Keras Oleh Dokter-dokter dan Guru di Rusia: 'Kami Tidak Mau Jadi Kelinci Percobaan!'