Find Us On Social Media :

Kesepakatan Genjatan Senjata di Jalur Gaza Dicapai, Ahli Israel Justru Tuduh Hamas Gunakan Covid-19 sebagai 'Senjata Perang'

By Khaerunisa, Rabu, 2 September 2020 | 19:30 WIB

Ilustrasi - Warga Palestina terluka dalam protes di perbatasan Gaza-Israel (2018)

Baca Juga: Siapa Bilang Uban Hanya Milik Orang Tua? Bahkan Masih Muda pun Sudah Miliki Uban, Ini Rupanya yang Jadi Penyebabnya!

Diker mengungkapkannya sehari setelah Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk mengurangi situasi di Jalur Gaza dengan bantuan utusan Qatar Mohammed al-Emadi.

Diker menjelaskan bahwa Hamas bukanlah menyetujui gencatan senjata karena kebutuhan kemanusiaan bagi penduduknya, yang menderita virus korona gelombang kedua yang brutal.

Sebaliknya, ia berpendapat bahwa Hamas menggunakan populasinya yang sakit untuk memajukan kepentingan strategisnya sendiri.

“Jika kebetulan itu virus corona, mereka akan menggunakan virus corona untuk keluar dari Israel apa pun yang mereka bisa dan untuk memperkuat kekuatan mereka sendiri,” kata Diker.

Baca Juga: Tak Punya Hak Apa=apa, China Seenak Jidatnya Sendiri Ajak Indonesia Bikin Proyek di Natuna demi Muluskan Rencana Ini, Tapi Begini Jawaban Indonesia

Terkait kondisi kasus Covid-19, pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan Hamas melaporkan 44 kasus baru virus dan satu kematian tambahan. Secara total, ada 319 kasus aktif di jalur itu, sebagian besar di luar fasilitas karantina.

Pada hari Selasa, juru bicara Hamas Abdel Latif Qanou merayakan kesepakatan antara Hamas dan Israel, ia mengatakan bahwa "Perlawanan Palestina mencapai langkah-langkah baru untuk meredakan pengepungan dan menghadapi virus corona di Jalur Gaza, bertentangan dengan keinginan Israel."

Sementara itu, Qatar mengatakan akan menggandakan hibah keuangannya ke Jalur Gaza bulan ini menjadi $ 17 juta, $ 7 juta untuk didistribusikan ke keluarga yang terkena virus dan $ 10 juta akan dihabiskan untuk keluarga yang membutuhkan.