Find Us On Social Media :

Kesepakatan Genjatan Senjata di Jalur Gaza Dicapai, Ahli Israel Justru Tuduh Hamas Gunakan Covid-19 sebagai 'Senjata Perang'

By Khaerunisa, Rabu, 2 September 2020 | 19:30 WIB

Ilustrasi - Warga Palestina terluka dalam protes di perbatasan Gaza-Israel (2018)

Intisari-Online.com - Baru-baru ini Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk mengurangi ketegangan di Jalur Gaza.

Ini terjadi setelah lebih dari dua minggu kekerasan berlangsung, di mana Hamas menyerang Israel dengan balon berisi bahan peledak, yang kemudian membuat Israel marah.

Israel pun menanggapi serangan itu dengan tembakan yang ditargetkan.

Tak ayal ketegangan meningkat di antara kedua kubu.

Baca Juga: AS-Israel dan UEA Berkumpul dalam Kunjungan Luar Biasa, Iran Bereaksi Keras

Terkait genjatan senjata yang terjadi antara Israel dan Hamas, Dan Diker, direktur proyek Program untuk Melawan Perang Politik dan BDS di Pusat Urusan Publik Yerusalem menuduh bahwa Hamas menggunakan Covid-19 sebagai 'senjata perang'.

Melansir The Jerusalem Post (2/9/2020), Dikatakan bahwa Hamas menggunakan virus corona sebagai senjata perang dan memenangkan perjanjian gencatan senjata senilai jutaan dolar dan pengaruh yang tak ternilai harganya.

“Sangat jelas bahwa Hamas menggunakan publiknya sendiri sebagai pion,” kata Dan Diker.

“Hamas tidak pernah peduli dengan penderitaan penduduknya sendiri. Hamas selalu menggunakan penderitaan penduduknya untuk melawan Israel. Dalam hal ini, ia menggunakan virus korona sebagai alat perang -senjata," ungkapnya.