Advertorial
Intisari-online.com - Seperti yang kita ketahui, Israel memiliki agen rahasia bernama Mossad, yang merupakan agen mata-mata Intelijen Israel.
Namun, di dalam tubuh anggota Mossad ada kelompok elit yang tugasnya adalah melakukan pembunuhan.
Seperti diwartakan oleh Al-Jazeera, unit ini disebut dengan Kaisarea adalah cabang operasional yang menyamar di dala Mossad.
Unit ini didirikan tahun 1970, pendirinya adalah mata-mata Israel terkenal Mike Harari.
Kaisarea memanfaatkan jaringan mata-mata yang luas di negara-negara Arab dan Timur Tengah mengumpulkan informasi dan melakukan pengawasan target lalu bertindak di masa depan.
Harari kemudian membuat unit paling mematikan di Kaisarea, mereka disebut Kidon dalam bahasa Ibrani, atau Bayonet, tugasnya adalah operasi pembunuhan.
Anggota Kidon seringkali adalah cabang militer Israel, termasuk tentara dan pasukan khusus di dalamnya.'
Konon katanya, kelompok ini melakukan pembunuhan orang-orang penting yang berbahaya bagi Israel, seperti Al-Batsh di Kuala Lumpur.
Mereka yang menjadi incaran pembunuhan tak lain adalah pemimpin dan operator Palestina, Suriah, Lebanon, Iran, hingga Eropa.
Kaesarea digambarkan setara dengan Pusat Kegiatan Khusus (SAC) CIA, yang dulu disebut Divisi Kegiatan Khusus sebelum reorganisasi dan perubahan nama pada tahun 2016.
CIA melakukan misi paramiliter rahasia termasuk operasi pembunuhan yang ditargetkan melalui Kelompok Operasi Khusus (SOG), yang merupakan bagian dari SAC dan memiliki beberapa kesamaan dengan Kidon dari Mossad.
Jurnalis Investigasi Israel Ronen Bergman menulis bahwa, hingga tahun 2000, yang menandai dimulainya Intifadah kedua di wilayah Palestina yang diduduki.
Israel telah melakukan lebih dari 500 operasi pembunuhan yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.000 orang, termasuk sasaran dan pengamat.
Selama Intifada Kedua, Israel melakukan 1.000 operasi lagi, 168 di antaranya berhasil, tulisnya dalam bukunya.
Sejak itu, Israel telah melakukan setidaknya 800 operasi lagi yang bertujuan membunuh para pemimpin sipil dan militer Hamas di Jalur Gaza dan luar negeri.
Mossad telah memperluas hubungannya dengan badan-badan intelijen Arab untuk memasukkan sejumlah negara Teluk Arab dan Mesir.
Sementara itu, Mossad melakukan Identifikasi target pembunuhan melalui beberapa langkah kelembagaan dan organisasi di dalam Mossad.
Misalnya al-Batsh, diidentifikasi sebagai target melalui pengumpulan umum intelijen melalui unit-unit di dalam organisasi Intelijen Israel yang mengikuti Hamas.
Melalui jaringan mata-mata di seluruh dunia Mossad memburu target kemudian melancarkan aksi pembunuhan.
Di Mossad legalitas pembunuhan terhadap target apapun jauh lebih liberal dan tidak melibatkan batasan hukum yang serupa yang ditakuti oleh CIA.
Hal itu merupakan bagian dari kebijakan nasional mereka, dengan kata lain Mossad tidak terikat hukum apapun untuk melakukan pembunuhan pada tergetnya.