Penulis
Intisari-online.com -Tahun 2020 ini disertai berita kurang sedap dari pemimpin Korea Utara yang sedang menjabat yaitu Kim Jong-Un.
April lalu ia dikabarkan sakit berat dan bahkan dunia sudah geger mengenai siapa penerus kekuasaannya.
Selanjutnya ia muncul lagi dalam acara peresmian pabrik pupuk dan sejak itu kian aktif seperti dalam kegiatan khas Korea Utara, yaitu pengujian rudal nuklir.
Namun baru-baru ini dikabarkan juga bahwa Kim Jong-Un sedang koma.
Lagi-lagi, banyak yang mulai berspekulasi mengenai siapa penerus kekuasaan Kim Jong-Un kelak.
Sosok Kim Yo-Jong yang merupakan adik dari Kim Jong-Un digadang-gadang akan menjadi pemimpin Korea Utara selanjutnya.
Namun selanjutnya banyak yang menyadari jika ia terhambat oleh sistem patriarki di negaranya sendiri.
Saat orang-orang sudah ribut siapa yang nantinya akan menjadi pemimpin Korea Utara selanjutnya, tidak ada yang benar-benar mengecek kebenaran terkait Kim Jong-Un.
Benarkah ia sakit keras? April lalu sudah terbukti kabar itu tidak benar.
Jika begitu apakah kabar ia sedang koma saat ini salah?
Meski pengusutan itu perlu dilakukan pengecekan sumber, ada hal menarik yang perlu digarisbawahi di sini.
Rupanya, sumber rumor Kim Jong-Un sakit keras berasal dari sumber yang juga mengatakan ia meninggal, awal tahun ini.
Artinya, kedua rumor yang salah satunya telah terbukti salah itu berasal dari orang yang sama.
Lalu siapakah sosok sumber rumor itu? Dan apa pengaruhnya dengan pemerintahan Korea Utara?
Chang Song-Min
Ialah Chang Song-Min, warga Korea Selatan dan rekan politik Kim Dae-Jung yang eksentrik.
Ia sering mendapat julukan elang Korea Utara.
Ada satu waktu dalam hidupnya saat ia adalah sekretaris politik Presiden Kim.
Selanjutnya ia dipilih menjadi anggota Dewan Nasional di usia 39 tahun.
Karirnya berjalan mulus, sampai ia jatuh pada tahun 2002 lalu.
Saat itu, salah satu manajer kampanyenya ketahuan membayar uang kepada pejabat pemilihan umum.
Hal itu melanggar hukum pemilihan Dewan Nasional dan ia pun disingkirkan dari Dewan Nasional begitu saja.
Ia berusaha mencalonkan diri lagi di distrik yang sama, tapi hanya menang sebanyak 11% dari seluruh voting.
Sejak saat itu, ia sering kali tidak terlibat langsung dalam partisipasi di pemilihan politik.
Namun ia juga telah menulis beberapa buku mengenai politik, mengambil posisi dengan grup diskusi isu dan menjadi presenter di acara TV.
Namun acara TV tersebut dihentikan oleh pihak berwenang karena menyebarkan klaim palsu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Tahun 2013 lalu dalam acara televisinya, "Chang Song-Min 's Issue Tank," yang disiarkan di TV Chosun, pembicaranya mengundang pembelot Korea Utara yang salah mengklaim gerakan Grwangju.
Pergolakan Gwangju adalah momen penting demokratisasi Korea Selatan, yang saat itu disusupi militer Korea Utara.
Baca Juga: Jangan Ragu Gunakan Bagian Tergeli Wanita Ini Untuk Berikan Kenikmatan
Isu ini masih merupakan isu sensitif di Korea sampai saat ini.
Saat itu, para siswa, buruh dan warga kota-kota besar yang di wilayah Honam dan Jeolla bangkit dan membentuk milisi warga untuk mengambil alih kekuasaan kota setelah polisi militer tembakkan senjata dan membunuh warga sipil dekat Stasiun Gwangju.
Kemudian gelombang pertama tentara datang, yang dikirim untuk terapkan aturan baru di seluruh negara.
Setelah itu pada 27 Mei lebih banyak lagi tentara datang untuk mengambil alih kota, dan membunuh ratusan warga.
Baca Juga: Ciri-ciri Hamil Muda Umum dan Tidak Umum yang Berbeda Setiap Wanita
Kejadian yang terjadi pada 1987 tersebut bertahun-tahun telah ditutupi oleh pejabat pemerintahan Chun Doo-Hwan dan penerus pemerintahannya yang serba demokratis.
Pembelot Korea Utara tadi salah sebut jika Pergolakan Gwangju terjadi pada tahun 1980.
Walaupun pemerintah Korea saat ini mengenal Pergolakan Gwangju secara resmi sebagai titik tolak sejarah Korea menyongsong demokrasi, masih ada perdebatan bagaimana para liberal dan konservatif melihatnya.
Namun, teori konspirasi bahwa Korea Utara secara langsung terlibat, yang kadang disampaikan oleh komentator sayap kanan, tidak dapat dibuktikan dengan cara apapun.
Baca Juga: Parah! Ada 110 Ribu Rekening Penipuan Online, Bisa Cek Sendiri di Situs Kominfo Ini
Semenjak siaran itu, Partai Demokrat meminta biro komunikasi untuk menginvestigasi.
Komisi Komunikasi Korea (KCC) menerapkan aturan jika program tersebut telah melanggar aturan terkait keadilan standar dan sebagian besar anggotanya memilih untuk mengeluarkan peringatan yang mengikat secara hukum.
Chang menampik jika pandangan pembicara di acaranya itu menunjukkan pandangannya sendiri.
Namun meski begitu, Korea Selatan tidak bisa menambah panas hubungan kedua negara, sehingga saat ia mencalonkan presiden tahun 2017, Partai Rakyat menolak bergabungnya dia karena kontroversi tahun 2013.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Tanda Tubuh Jika Tidak Cukup Makan Saat Sarapan
Alih-alih ia lalu membentuk partainya sendiri dan hanya memenangkan 0.01 jumlah suara.
Siaran TV miliknya sering dikritik bias terhadap Korea Utara dan sensasional.
KCC telah menyuruh 'Issue Tank' untuk menginvesitagasi acara TV tersebut berulang kali.
Tahun 2015, KCC layangkan isu "waspada" yang berada di bawah isu "peringatan", mengikuti spekulasi yang ia besar-besarkan mengenai anggota partai oposisi terlibat dalam skandal tersebut.
Tahun 2016, ia sendiri menuduh Partai Demokrat terlibat dengan Korea Utara.
Julukan Elang Korea Utara bukan julukan sembarangan, ia tampaknya telah kembangkan posisi kunci di Korea Utara dari waktu ke waktu.
Chang tetap menjadi anggota dari Partai Demokrat hingga pemilu 2017, tapi ia sekarang menjadi independen dan mengkritik Moon Jae-In habis-habisan.
Ia justru sebutkan Moon Jae-In adalah diktator sipil dan yang dilakukannya sama saja dengan kekerasan Gwangju tahun 2017.
Chang Song-Min adalah sosok yang pertama kali membagikan rumor kesehatan Kim Jong-Un di laman Facebooknya, disertai pandangan politik dan pandangannya mengenai berita.
Rumor Kim Jong-Un yang koma adalah rumor yang sama ia bagikan April lalu, yang telah didiskreditkan oleh semua sumber yang lebih terpercaya.
Chang meski begitu mengatakan foto Kim Jong-Un yang muncul di publik adalah sosok palsu, yang pastinya normal dilakukan oleh siapapun yang ingin rumor itu tetap muncul.
Perlu diingat, memberitakan Korea Utara harus menggunakan sumber yang terpercaya, hal yang cukup sulit karena yang banyak beredar adalah sumber dan rumor yang belum terkonfirmasi.
Hal ini juga cukup mematikan saat pemerintahan Korea Utara laporkan jika tidak ada ksus virus Corona di negara mereka dan tidak memerlukan bantuan dari luar, yang kemudian menyebabkan rumor berkembang hebat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini