Find Us On Social Media :

Jadikan Uang Rp1476 Triliun Pelicinnya, China Mengincar Negara Asia Tenggara Ini Untuk Dijebak dengan Utang Demi Muluskan Rencana Super Gila Mendominasi Dunia

By Afif Khoirul M, Senin, 24 Agustus 2020 | 12:34 WIB

Xi Jinping

Intisari-online.com - Bukan rahasia lagi jika China adalah negara yang sangat gemar memberikan utang kepada negara-negara kecil.

Tujuan utamanya adalah untuk memperluas pengaruhnya di dunia.

Tak hanya itu saja, China juga punya rencana terselubung dengan memberikan pinjaman pada negara-negara di dunia.

Yaitu untuk merebut asetnya secara diam-diam dan memuluskan langkahnya dalam membuat jalur perdagangan terpusat mengarah ke China.

Baca Juga: Perang Belum Terjadi Tetapi Tentara China Seolah-olah Sudah Akan Mati, Mereka yang Dikirim ke Taiwan Diperintahkan Lakukan Hal Ini Untuk Menunjukkan Dirinya Siap Mati

Menurut mantan Perdana Menteri Malaysian, teknisnya China akan menawarkan bantuan utang untuk pembangunan besar-besaran, untuk membangun infrastruktur.

Namun, nominal pinjaman dan bunganya tersebut mustahil untuk dibayar, sehingga perlahan China akan mengambil alih proyek tersebut.

Beberapa negara di Asial, seperti Pakistan, Sri Lanka dan Maladewa adalah korban jebakan utang China

Bahkan, Malaysia dikatakan nyaris menjadi negara yang menjadi korban jebakan utang China, selain itu China juga masih mengincar negara Asia Tenggara ini.

Baca Juga: Serangan Bertubi-tubi yang Harus Dihadapi India Kian Mengerikan: Prahara Dengan China Belum Selesai, Kini Negara Ini Juga Ancam Bakal Serang India Pakai Senjata Nuklir

Negara tersebut, adalah Myanmar, di mana China diam-diam berencana untuk menjebak negara itu dengan jebakan utang.

Semua bermula dari proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), dan pelabuhan strategis Sri Lanka Hambantota, yang sudah menjadi korban China.

Melalui CPEC Beijing mencoba memperluas pengaruhnya dengan menargetkan Myanmar, untuk masuk dalam perangkapnya.

Ini adalah proyek bernilai milyaran dollar dengan kesepakatan terkait rel kereta api, yang menghubungkan barat daya China dengan Samudera Hindia.

Melalui pelabuhan laut dalam di negara bagian Rakhine (pelabuhan Kyaukpyu), zona ekonomi khusus di daerah perbatasan, di mana proyek komersial ini terletak di Yangon Myanmar.

Selama kunjungan kenegaraan, Presiden Xi Jinping ke Myanmar pada Januari.

Baca Juga: Sangat Ingin Miliki Laut China Selatan, Militer China Rela Bangun Jaringan Pengawasan Super Canggih di Sana, Bahkan Tidak Dapat Dilihat dari Kapal yang Lewat

Mereka telah menandatangani setidaknya 33 proyek utama yang merupakan bagian dari Belt and Road.

Namun kedua belah pihak belum menemukan suara yang sama tentang proyek kontroversial bernilai 3,6 miliar dollar AS, Rp53 triliun, untuk membangun bendungan besar.

Menurut sumber The Economic Times, mengatakan bahwa Myanmar telah menarik pelajaran dari Pakistan, Sri Lanka dan Maladewa, di mana negara itu disponsori China.

Kini mereka berada dalam perangkap utang yang mustahil untuk dibayar.

Menurut Harian Pakistan, Dawn 2017, China sedang mencoba menjalin hubungan baru dengan Pakistan, yang memungkinkannya mendapat pengaruh atas Islamabad.

Proyek CPEC, adalah gerbang yang membantu bisnis budaya Tiongkok, menembus mendalam dan luas ke sebagian besar wilayah ekonomi dan masyarakat Pakistan.

Baca Juga: Mau Bernasib Seperti Malaysia? Coast Guard China Bisa-bisa Remuk di Natuna Jika TNI AL Sampai Hati Luncurkan Rudal Maut Pelibas Kapal Induk Ini

Masalah ini kini juga didera oleh Myanmar majalah berbahas Inggris Myanmar The Irrawaddy, menulis sebuah artikel, "Selamatkan Myanmar dari Perangkap Utang Tiongkok." 

Irrawaddy menyatakan, proyek pelabuhan Kyaukpyu di negara bagian Rakhine, merupakan sumber perdagangan utama China yang menghubungkan samudera India dan Thailand.

Ini adalah wilayah barat daya China yang memiliki koridor perdagangan langsung menghubungkan Samudera Hindia melalui Myanmar, sehingga memungkinkan perusahaan maritim menghindari Selat Malaka.

Pemerintah Myanmar Khawatir jika tidak mampu melunasi utang itu, Pelabukan Kyaukpyu akan jatuh ke tangan China.

China menargetkan investasi besar-besaran sekitar 100 dollar AS (Rp1476 triliiun), ke dalam ekonomi Myanmar, nominal tersebut untuk pelicin China untuk muluskan tujuannya mendominasi dunia melalui pedagangan.