Find Us On Social Media :

Memancing di Air Keruh, Rusia Manfaatkan Kekacauan di Negeri Tetangganya Ini, Lakukan Konvoi Militer dan Langsung Bikin NATO Ketar-ketir

By Mentari DP, Kamis, 20 Agustus 2020 | 16:20 WIB

Konvoi militer Rusia ke Balarus.

Intisari-Online.com - Sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia, Rusia sering terlihat melakukan mobilasi militer.

Seperti yang baru-baru ini mereka lakukan.

Di mana dilansir dari 24h.com.vn pada Kamis (20/8/2020), Rusia telah mulai memobilisasi militernya ke Belarus.

Pada 16 Agustus, kantor berita Rusia TASS, mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap membantu militer Belarus.

Baca Juga: Tahu Militernya Lebih Kuat, China Terus Provokasi India, Sehingga Hanya Ini yang Bisa Dilakukan oleh Militer India Jika Perang Benar-benar Pecah

Hal ini setelah Putin dilaporkan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

"Rusia siap menerapkan perjanjian pertahanan kolektif jika perlu untuk membantu Belarus menyelesaikan masalah yang timbul dari pemilihan presiden di negara ini sepekan lalu," kata Putin, menurut sumber dari Electricity. Kremlin.

Sementara Lukashenko membenarkan isi panggilan itu.

"Putin dan saya telah sepakat bahwa kami akan menerima bantuan penuh untuk memastikan keamanan Belarus kapan pun kami meminta," kata Lukashenko.

Baca Juga: Saling Serang, Obama Sebut Trump Sebagai Orang yang Malas dan Tidak Berkompeten, Trump: Dia Juga Tidak Melakukan Pekerjaan Dengan Baik, Makanya Sekarang Saya Jadi Presiden

Nah, terkait itu, para saksi melihat konvoi militer berangkat dari Moskow dan St. Petersburg.

Lalu langsung menuju Belarus.

Konvoi militer ini terdiri dari kendaraan yang mirip dengan kendaraan Pengawal Nasional Rusia.

 

Saksi menghitung ada 30 kendaraan militer yang berangkat dari St. Mary's. Petersburg, dengan sekitar 600 tentara.

Konvoi yang berangkat dari Moskow tampaknya memiliki jumlah yang sama, menurut blog Defense.

Namun nampaknya 'niat baik' dari Putin mendapat protes keras.

"Pada hari kesembilan protes di Belarus, Putin memutuskan untuk campur tangan di negara tetangga," tulis reporter Julian Röpcke dari surat kabar harian Bild, Jerman, di Twitter.

 

Baca Juga: Melalui Citra Satelit, Kapal Selam Nuklir China Terungkap Masuk Wilayah Tersembunyi Ini, 'AS Akan Kewalahan dan Kalah Perang dari China'

Sementara itu, koran Amerika The Hill menerbitkan tajuk rencana dengan tajuk: "Belarus adalah pisau Rusia yang bisa ditancapkan di leher NATO".

Koran itu menyebutkan kemungkinan Kementerian Pertahanan Rusia secara terbuka mengirim pasukan reguler ke Belarus untuk menstabilkan tatanan pemerintah di negara itu.

Bahkan ada dugaan, unit rahasia juga bisa dikerahkan oleh Rusia di Belarus, seperti yang terjadi di Krimea pada 2014.

Belarus sendiri telah menjadi salah satu negara yang paling dekat dengan Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet.

Presiden Belarus saat ini Alexander Lukashenko telah memimpin Belarus sejak Juli 1994.

Yang artinya pemerintahannya sudah berjalan kurang lebih 26 tahun dan pemerintahannya terkenal kontroversial

Dan Lukashenko sendiri memang terkenal dekat dengan Putin.

Tapi dia pernah menyatakan bahwa Rusia seharusnya tidak menempatkan pangkalan militer di Belarus.

Ada suatu masa ketika Lukashenko percaya bahwa Putin sendiri berada di balik kerusuhan di Belarus.

Tetapi situasi di Belarus sangat buruk sehingga Lukashenko kembali beralih ke Rusia, menurut The Hill.

Baca Juga: Belum Puas Hancurkan Palestina Berkeping-keping, Tentara Israel Lakukan Serangan Udara ke Jalur Gaza, Kirim Ratusan Roket dan Bom Api ke 2 Juta Warga yang Tinggal di Sana

Bagi Rusia, Belarus adalah negara tetangga yang secara strategis penting.

Sebab Belarus adalah negara terdekat dengan Kaliningrad, teritori seberang laut Rusia.

Belarus dan Kaliningrad terletak di kedua ujung Koridor Suwalki, yang dianggap sebagai pengawas penting bagi NATO.

Untuk mengirim pasukan dan perlengkapan militer ke negara-negara anggota Baltik, termasuk Lithuania, Latvia, dan Estonia, NATO harus melewati Koridor Suwalki.

Tetapi jika Rusia mengirim pasukannya ke Belarus, Moskow dapat dengan mudah mencekik bola dari kedua arah.

Sehingga bisa memisahkan tiga negara Baltik dari sisa NATO

Menurut surat kabar AS itu, Putin mungkin tidak perlu mengirim pasukan militer ke Belarus.

Tetapi jika itu terjadi, tidak mungkin NATO akan menghentikannya.

Baca Juga: Dipaksa Trump Kembali ke Sekolah, Lebih dari 2.000 Siswa Dinyatakan Positif Covid-19 dalam 2 Minggu Terakhir, 'Berhenti Membahayakan Nyawa Anak-anak'