Find Us On Social Media :

Dengan Mata Kepala Sendiri Saksikan Sang Ayah Ditembak Mati Tentara Belanda, Inilah Kisah Ngatimin hingga Menjadi Mata-mata Tentara Indonesia

By Khaerunisa, Senin, 17 Agustus 2020 | 14:35 WIB

Mata-mata tentara Indonesia, Ngatimin Citro Wiyono (87) saat bercerita tentang kisahnya di kediamannya, Kaplingan RT.

Intisari-Online.com - Hari ini, 17 Agustus 2020, Bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-75.

Untuk sampai pada hari-hari seperti sekarang, bangsa Indonesia telah menempuh 'perjalanan' panjang.

Kenangan-kenangan pilu para pejuang dan rakyat Indonesia dari masa-masa itu sebagian masih dirasakan sampai saat ini.

Seperti yang dirasakan oleh Ngatimin, yang berasal dari Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Salah Satunya Nominal Rp 850.000, Inilah Sederet Uang Rupiah Khusus Peringatan HUT Kemerdekaan RI

Ingatan saat sang ayah ditembak mati tentara Belanda kala tengah menggandeng dirinya dan sang adik masih terekam jelas dalam ingatan Ngatimin.

Mereka saat itu tengah berlari di jalanan kampung halamannya, Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar untuk mencari tempat persembunyian.

Pasalnya, ayahnya tengah diburu tentara dan antek Belanda karena dianggap pejuang.

Ayah Ngatimin langsung tersungkur dan meninggalkannya dan sang adik sendirian di tengah jalanan kampung.