Penulis
Bikin Pesawat Lawan Linglung, Senjata Canggih F-35 Korea Selatan Ini Buat Kim Jong-Un Tak bisa Tidur, Bisa Lumpuhkan Pesawat Musuh Tanpa Perlu Lepas Peluru
Intisari-online.com -Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) menerima jet tempur F-35A mereka pertama kali pada April 2019.
Saat ini, ROKAF berharap untuk membeli 40 F-35A dan menargetkan memiliki 10 F-35 pada akhir tahun.
Namun bagaimana caranya jet tempur siluman ini bisa ditempatkan di kapal pembawa jet tempur Korea Selatan?
Dan peran apa yang akan mereka lakukan untuk menangkis serangan Angkatan Udara Korea Utara (KPAF)?
ROKAF sudah memiliki jet tempur AS, yang dimiliki mereka pun bervariasi, termasuk lebih dari 100 KC-16CS dan sekitar 60 F-15K Elang Penghantam.
KF-16C sudah terintegrasi dengan misil udara AMRAAM milik AS, yang dimiliki oleh ROKAF di varian AIM-120C-5 dan AIM-120C-7.
Kombinasi KC-16C dan AMRAAM secara cepat menyaingi jet tempur yang dimiliki oleh KPAF.
Kerangka jet tempur KPAF berasal dari varian MiG-21 dan jet tempur J-7.
Baca Juga: Hadapi Corona; 12 Makanan Bertahan Lebih Lama Jika Disimpan di Kulkas
Keduanya memiliki kelemahan hanya bisa menembakkan misil udara dalam jarak pendek saja.
KF-16C bisa tembakkan AMRAAM, membelok dan menghindari sebelum jet tempur MiG milik KPAF mengunci target.
Meskipun demikian tetap ada kemungkinan kondisi individu dapat mengubah keadaan dalam waktu dekat.
Korea Utara memang memiliki jet tempur canggih MiG-23 dan MiG-29, tapi kualitas radar dan misil jet tempur ini masih kalah jauh dibandingkan kombinasi KF-16C dan AMRAAM.
F-15 Elang Penghantam, yang juga canggih sebagai jet tempur dalam pertarungan di udara, lebih fokus dalam operasi penembakan darat dari udara.
F-15 dibangun dengan dasar jet tempur F-15E Elang Penyerang.
F-15K juga telah terlihat dengan pod penargetan Sniper, yang memungkinkan jet tempur tersebut menentukan sendiri target untuk bom berpemandu laser dan lebih efisien mendeteksi dan melibatkan target darat taktis dan strategis.
Jadi jika ROKAF sudah memiliki jet tempur untuk tempur di udara dan di barat, maka apakah F-35A masih diperlukan?
Rupanya, ada keunggulan milik F-35 yang sangat diminati oleh ROKAF.
F-35, yang bisa terbang dan mendarat dengan sekejap, rupanya masih punya keunggulan lainnya adalah kemampuan sensor F-35.
F-35 memiliki sensor elektro-optik kuat yang dapat digunakan untuk menarget jet tempur lain.
Dalam operasi Red Flag 2019, kemampuan sensor optik F-35 memainkan peran penting dalam kesuksesan di lingkungan perang elektronik.
F-35 bisa gempur habis-habisan jet tempur lainnya yang lebih usang, contohnya F-16C yang "buta" dan tidak memiliki kemampuan seperti F-35.
Jet tempur Korea utara MiG-29s juga memiliki sensor elektro-optikal sendiri, walaupun sistemnya berasal dari tahun 1980.
Kekurangannya kemampuannya tidak sekuat sensor Rusia dan AS yang modern.
Perjanjian potensial dengan Korea Utara kemungkinan besar melibatkan mesin pengganggu berat.
Dalam ketegangan perbatasan tahun 2019, Pakistan dan India sama-sama mengklaim akan menggunakan senjata elektronik dalam perang udara mereka.
India mengklaim untuk secara total mengganggu radar Angkatan Udara jet tempur Pakistan selama 26 Februari lalu, dan kontroversial artikel menyarankan jika kekalahan jet tempur MiG India disebabkan oleh Pakistan memblokir koneksi radio terhadap para komando.
Jet tempur F-35A memiliki kecanggihan lain selain sensor yaitu komunikasi yang dapat mencegah kejadian serupa terjadi.
ROKAF mungkin ingin menerbangkan F-35A dengan formasi jet tempur generasi keempat untuk menyediakan situasi lebih waspada dan komunikasi yang lebih baik.
Harapannya adalah kemampuan untuk selalu berkoordinasi saat terbang dan penerbangannya.
Penggunaan peran itu dapat mengurangi kritik terbesar F-35, yaitu kapasitas senjata yang terbatas untuk dibawa.
Sehingga walaupun tanpa tembakkan peluru, F-35A bisa lumpuhkan pesawat musuh.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini