Find Us On Social Media :

Demokrat Kembali Ciptakan Sejarah, Joe Biden Pilih Wanita Kulit Hitam untuk Jadi Calon Wakil Presiden Mendampinginya dalam Pemilu AS Mendatang

By May N, Rabu, 12 Agustus 2020 | 10:37 WIB

 

Demokrat Kembali Ciptakan Sejarah, Joe Biden Pilih Wanita Kulit Hitam untuk Jadi Calon Wakil Presiden Mendampinginya dalam Pemilu AS Mendatang

Intisari-online.com - Saat Partai Demokrat AS mengusung Barack Obama, kandidat presiden kulit hitam pertama AS, dunia terguncang.

Itulah kali pertama AS memiliki calon presiden kulit hitam, dan ia memenangkan pemilihan presiden tersebut.

Bahkan, AS dipimpin olehnya selama dua periode berturut-turut.

Ada cerita menarik saat pemilu presiden AS pertarungan Barack Obama dengan John McCain.

Baca Juga: Gara-gara Pesawat Ini, Pesawat Komersial Bisa Ditembaki Militer China Jika Dekat-dekat Dengan Pangkalan Militer Mereka di Laut China Selatan, Ini Penyebabnya

Saat itu, Demokrat mengusung Barack Obama dengan wakil presidennya Joe Biden.

Demokrat sudah hampir mendapatkan semua suara dan popularitas di masyarakat.

Menghadapi hal itu, Partai Republik memberikan wakil presiden yang bisa mendongkrak popularitas Partai Republik bagi John McCain.

Ialah Sarah Palin, yang sebelum dicalonkan menjadi kandidat wakil presiden, menjabat sebagai gubernur Alaska dari tahun 2006 sampai 2009.

Baca Juga: Covid Hari Ini 12 Agustus 2020: Padahal Belum Terbukti Ampuh, 5,7 Miliar Calon Vaksin Corona Sudah Dipesan di Seluruh Dunia

Pilpres AS kala itu sungguh tidak bisa diprediksi, sampai banyak sekali film yang mendokumentasikannya.

Salah satunya adalah Game Change, yang menyorot Sarah Palin sebagai tokoh calon wakil presiden yang populer tapi rupanya kurang paham mengenai politik internasional.

Ia bahkan menciptakan sensasi sendiri, mendapat popularitasnya sendiri bahkan lebih populer dari calon presiden AS dari Partai Republik kala itu Senator John McCain.

AS selama ini tidak pernah memiliki wakil presiden wanita.

Baca Juga: Pura-pura Temukan Bayi di Teras Rumahnya, Wanita ini Menghilang, Saat Ditemukan Kondisinya Lemas, Semua Rencananya Terbongkar

Sehingga, calon wakil presiden wanita seperti Sarah Palin sungguh menciptakan sejarah.

Kali ini, untuk pemilihan presiden AS tahun 2020, Joe Biden dari Demokrat memilih melakukan manuver yang hampir mirip, tapi sedikit berbeda.

Dikabarkan jika Joe Biden resmi memilih Kamala Harrsi sebagai kandidat wakil presiden yang akan menemaninya berkampanye, dan jika terpilih, menjadi presiden dan wakil presiden AS selanjutnya.

Dikatakan sedikit berbeda saat kejadian Sarah Palin adalah karena Kamala Harris wanita kulit hitam.

Baca Juga: Sudah Kerahkan Pesawat dan Kapal Perang di Laut China Selatan, China Justru Minta Pasukannya untuk Tidak Melakukan Tembakan Pertama Saat Berhadapan dengan AS, Mengapa?

Sehingga untuk kali ini, pertama kali dalam sejarah pilpres AS, AS memiliki kandidat wakil presiden wanita kulit hitam pertama.

Kamala Harris saat ini menjabat sebagai Senator negara bagian California.

Keputusan Joe Biden turun Selasa kemarin (11/8/2020), mengakhiri spekulasi berminggu-minggu tentang siapa yang akan ia ajak untuk bertarung dalam pemilihan presiden November mendatang.

Baca Juga: Baru Kali Ini Terjadi, 10 Orang Petugas Kuburkan Jenazah Covid-19 Pakai Tangan, Warga Pun Tak Berani Pinjamkan Cangkul

Ditulis di laman twitter resminya, Biden mengatakan hal ini:

“I have the great honor to announce that I’ve picked @KamalaHarris – a fearless fighter for the little guy, and one of the country’s finest public servants – as my running mate,”

Disadur dari cuitan tersebut, Biden sebutkan seperti ini:

"Aku mendapat kehormatan besar untuk umumkan bahwa aku telah memilih @KamalaHarris - seorang pejuang pemberani dan salah satu pejabat publik paling baik di negara ini - sebagai kandidat wakil presidenku."

Baca Juga: Uji Klinis Fase 3 Resmi Dimulai, Ridwan Kamil hingga Kapolda Jabar Daftar Jadi Relawan, 'Vaksin Covid-19 Dijamin Halal'

Biden sebelumnya telah sebutkan ia akan memilih kandidat wanita sebagai rekannya dalam pilpres mendatang.

Calon kuat yang menjadi beberapa pilihannya adalah Kamala Harris dan Susan Rice, mantan penasihat keamanan nasional untuk Presiden Barack Obama.

Langkah Biden ini sangat sarat politik: dengan kecaman tentang ketidakadilan terhadap ras terjadi saat ini semenjak kematian George Floyd, Biden memainkan kartu kuat yang bisa mendongkrak popularitasnya.

Tidak hanya itu, Harris juga calon wakil presiden dengan darah Asia-Amerika: ibunya lahir di India.

Baca Juga: Bertaruh Nyawa, Begini Aksi Penyamaran yang Dilakukan Pasukan Elit TNI AD, Rela Ditempeleng Aparat hingga Dihujani Tembakan, Tapi Sukses Tangkap 2 Pemimpin GAM

Harris mengalahkan bakal calon lainnya yaitu anggota kongres Karen Bass dari California, Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts, anggota kongres Val Demings dari Florida, Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dan Sennator Illinois Tammy Duckworth.

Harris mencuit di laman twitternya sebagai berikut:

"@JoeBiden can unify the American people because he's spent his life fighting for us. And as president, he'll build an America that lives up to our ideals, I'm honored to join him as our party's nominee for Vice President, and do what it takes to make him our Commander-in-Chief.”

Kurang lebih artinya seperti ini:

Baca Juga: Fahri Hamzah dan Fadli Zon Dapat Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Jokowi, Apa Syarat Khusus untuk Mendapatkannya?

"@JoeBiden dapat menyatukan warga Amerika karena ia menghabiskan hidupnya berperang untuk kita semua. Sebagai presiden ia akan membangun Amerika sesuai dengan ide kita. Aku merasa terhormat bergabung dengannya sebagai kandidat dari partai kami sebagai Wakil Presiden, dan akan lakukan yang perlu untuk menjadikannya pemimpin negara ini."

Biden dan Harris akan melakukan penampilan publik bersama pertama mereka sebagai tiket presidensial Rabu ini di kampung halaman Biden di Wilmington, Delaware, seperti dikutip dari tim kampanyenya.

Val Demings, anggota kongres AS yang juga kulit hitam dan hampir dipilih oleh Joe Biden mengatakan "untuk melihat wanita kulit hitam dinominasikan pertama kali menguatkan keyakinanku jika Amerika adalah tempat untuk semua orang bisa sukses tidak melihat siapa mereka atau dari mana mereka berasal."

Risiko pemilihan Biden ini tergolong tinggi, karena usia Biden telah menjadi bagian dari olok-olok kampanye Donald Trump.

Baca Juga: Bagian Tergeli pada Wanita; Bagaimana Berubah Setelah Menopause

Trump berusaha tingkatkan keraguan mengenai kemampuannya untuk memegang tampuk kepemimpinan selanjutnya di usianya yang sudah menginjak 77 tahun.

Benar saja, tim kampanye Trump segera mengkritik Harris, menyebutnya sebagai 'wasiat politis' Biden.

"Dalam usahanya yang gagal menjadi calon presiden, Kamala Harris ikhlas menerima manifesto radikal yang tersisa," ujar Katrina Pierson, penasihat kampanye senior untuk Trump.

"Dia adalah bukti hidup bahwa Joe Biden adalah kepompong kosong yang terisi dengan agenda ekstrim yang radikal."

Baca Juga: Tanda-tanda Hamil 33 Minggu, Termasuk Jadi Pelupa dan Canggung

Trump sendiri dengan cepat merespon pengumuman tersebut, dengan mengunggah video yang menyebutkan musuhnya "Joe yang Lambat" dan "Kamala yang Palsu".

Bagi Trump, pilihan Biden memilih Harris membuatnya "sedikit terkejut", sembari sebutkan wanita itu telah "barbar" selama debat utama dengan mantan wakil presiden.

"Kurasa ia adalah orang paling jahat, paling mengerikan, paling tidak menghormati sesama di seluruh Senat AS," ujar Trump.

Trump menyerang Harris atas pertanyaannya kepada Brett Kavanaugh mengenai tuduhan tindakan seksual selama sidang dengan Senatnya untuk bergabung dengan Mahkamah Agung AS.

Baca Juga: Nekat Keluar dari RS Meski Terluka, Kapten A Rivai Turun ke Medan Perang 5 Hari 5 Malam, Dengan Gagah Berani Bombardir Pasukan Belanda

Trump juga menyebutkan pilihan Biden memilih wanita menyebabkan golongan pria tersinggung.

Menanggapi hal itu, juru bicara kampanye Biden Andrew Bates mengatakan Trump "mudah terancam".

"Dan karena ia mudah tersulut emosi serta kepemimpinannya gagal, 5 juta warga AS telah terinfeksi dengan virus Corona, 160 ribu orang meninggal dan 10 juta orang menjadi pengangguran," ujar Bates.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini