Find Us On Social Media :

Hanya Tinggal Disuarakan AS yang Terang-terangan Pilih Kasih, Nasib Konflik Israel-Palestina Kini Nyaris Tak Lagi Dipikirkan Dunia, Masih Mungkinkah Perdamaian Tercipta?

By Khaerunisa, Minggu, 9 Agustus 2020 | 13:04 WIB

Konflik Israel dan Palestina

Baca Juga: Covid Hari Ini 9 Agustus 2020, Lansia Ini Jahit Ratusan Masker, Topang Ekonomi Keluarga dan Bantu Sesama: Pemuda Harus Malu Kalau Kalah Sama Kaum Tua

Dua puluh tahun yang lalu, Presiden AS Bill Clinton pernah mengundang Perdana Menteri Israel Ehud Barak dan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat ke pertemuan puncak perdamaian di Camp David.

Itu adalah upaya berani untuk menyelesaikan salah satu konflik terpanjang di zaman modern.

Meskipun tidak ada kesepakatan yang dicapai di KTT, namun dari kerangka kerja yang dihasilkan pertemuan tersebutlah yang disebut menjadi fondasi di mana Clinton membangun 'parameter perdamaian'-nya.

Seperti apa parameter Clinton?

Baca Juga: Kekacauan setelah Ledakan Beirut, Puluhan Ribu Demonstran yang Marah Menyerbu Kantor Parlemen, Seorang Polisi Tewas dan Ratusan Orang Luka-luka

Mengutip The Strategist, di bawah apa yang disebut parameter Clinton , sebagian besar permukiman Israel akan dibongkar, untuk menciptakan negara Palestina yang mencakup 100% Jalur Gaza dan 97% Tepi Barat.

Wilayah akan ditransfer dari Israel, dengan imbalan tanah yang diberikan Palestina di Tepi Barat.

Negara Palestina akan mencakup bagian Arab di Yerusalem, yang akan berfungsi sebagai ibukotanya, sedangkan bagian Yahudi di kota itu akan menjadi ibu kota Israel.

Perpecahan itu akan memberi orang Palestina kedaulatan atas al-Haram al-Sharif (yang oleh orang Yahudi disebut Temple Mount), meskipun Israel akan mempertahankan kendali atas Tembok Barat dan daerah sekitarnya.