Find Us On Social Media :

'Jangan Bermain-main dengan Api di Lepas Pantai China!'Jika Pecah Perang antara AS dan China Siapa yang Paling Kuat? Berikut Analisanya

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 8 Agustus 2020 | 10:01 WIB

Jika pecah perang AS dan China siapa yang paling kuat?

Intisari-Online.com - Dalam hal kekuatan militer secara keseluruhan, siapa yang lebih kuat, China atau Amerika Serikat (AS)?

Dari data yang ada sudah pasti yang lebih kuat adalah AS.

Namun, jika menyangkut perairan pesisir China, kekuatan maritim China plus kekuatan tempur darat vs kekuatan maritim AS, sulit untuk mengatakan pihak mana yang lebih kuat.

Bila perang belum pecah, maka belum ada kepastian siapa yang lebih unggul.

Baca Juga: Usai Ledakan Lebanon, Terkuak India Juga Simpan 690 Ton Amonium Nitrat, Sering Timbulkan Bencana Industri di Negeri Bollywood Ini

Pemimpin redaksi media China, Global Times, Hu Xijin dalam tulisannya mengatakan, jika menyangkut kepentingan inti China, Taiwan, misalnya, melewati batas atau garis merah China, karena didorongan AS dan mengarah pada pertarungan militer, maka pada saat itu akan ada adu kekuatan.

"Siapa yang berada di atas angin dalam situasi itu?"

"Itu adalah kombinasi dari kekuatan militer ditambah moralitas ditambah keinginan untuk bertempur," tulisnya.

Karena itu, Xijin mengatakan, AS harus diingatkan untuk menjauhkan diri dari kepentingan inti China.

Baca Juga: Covid Hari Ini 8 Agustus 2020: Bisa Jadi Pelajaran Buat Indonesia, Ini 3 Faktor Kasus Covid-19 di India Lampaui 2 Juta

Jangan bermain-main dengan api di lepas pantai China.

Jangan benar-benar memicu konflik atas Taiwan, dan jangan berlebihan di Laut China Selatan.

"Jika pemerintahan Trump hanya ingin menciptakan ketegangan China-AS untuk membantu kampanye pemilihan ulangnya, dan tidak benar-benar siap untuk pertarungan militer, maka berhati-hatilah selama beberapa bulan ke depan, dan jangan melangkah terlalu jauh," tulis Xijin.

Baca Juga: 8 Minggu Abaikan Rasa Sakit di Kaki Kanannya demi Rawat Pasien Covid-19, Perawat Ini Pasrah Kakinya Harus Diamputasi, 'Saya Sibuk Bantu Orang Lain Hingga Lupa dengan Rasa Sakit di Diri Saya'

Xijin mengatakan, China jelas tidak menginginkan perang.

Maka ia menyarakan agar dalam situasi apa pun militer Tiongkok tidak boleh melepaskan tembakan pertama.

Tapi ia yakin China akan bersiap dengan baik untuk melepaskan tembakan kedua sebagai respons terhadap tembakan pertama.

Baca Juga: Masih Terbatas untuk Kebutuhan Militer, Prabowo Ternyata Juga Pesan Maung SWB: 'Beliau Minta Maung dalam Dua Versi'

"Sikap China jelas bagi semua."

"Cara terbaik adalah bagi China dan pihak-pihak terkait untuk menghormati kepentingan inti masing-masing."

"Jika kepentingan inti kedua belah pihak tumpang tindih, maka perselisihan harus dikelola dengan hati-hati."

"Tidak dibiarkan bergejolak dan lepas kendali," tulisnya.

Baca Juga: Diregistrasi Minggu Depan, Rusia Ciptakan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, 'Semua Biaya Ditanggung Pemerintah'

Setelah mengalami beberapa perang dan pergolakan, "saya tahu bahwa perdamaian adalah hal yang paling berharga dan mempertahankan perdamaian tidak mudah," tulisnya.

Pada saat hubungan antara China dan AS memburuk dengan cepat dan beberapa kekuatan siap memanfaatkan perubahan dalam gambaran besar, kemauan, kebijaksanaan, dan kemampuan China untuk menguasai situasi akan diuji seiring waktu.

Baca Juga: Nyawa Balas Nyawa, Perut Seekor 'Monster' Buaya Dibelah Warga Usai Memangsa Hidup-hidup Bocah 14 Tahun yang Cari Siput di Sungai

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Jika pecah perang AS dan China siapa yang paling kuat? Ini analisanya"