Penulis
Intisari-Online.com – Wabah pandemi virus corona yang juga melanda Indonesia, membuat kita harus berhati-hati agar jangan sampai terpapar oleh virus ini.
Pemerintah sudah memberlakukan peraturan-peraturan, termasuk protokol kesehatan untuk mencegah kita terpapar virus corona.
Sayangnya, kasus positif infeksi virus corona semakin bertambah di Indonesia.
Baca Juga: Cara Menggunakan Google Classroom untuk Belajar dari Rumah, Lengkap dan Mudah!
Kasus positif Covid-19 di Indonesia yang terus melonjak ini akhirnya membuat pemerintah sibuk untuk mengeluarkan aturan-aturan baru.
Bahkan, penambahan kasus pun terjadi di klaster baru Covid-19, yaitu area perkantoran atau tempat kerja.
Akibat hal ini, pemerintah didesak untuk memperpanjang aturan bekerja dari rumah atauwork from home(WFH).
Baca Juga: Saat Bekerja dari Rumah Ini 5 Peregangan yang Bisa Dilakukan di Antara Waktu Istirahat, Yuk Lakukan!
Konon kabarnya, sebuah perusahaan besar sekelas Google akhirnya memperpanjang masa WFH hingga tahun depan, pertengahan tahun 2021.
Sementara WFH diperpanjang, seorang warganet malah menyinggung terkait transparansi data Covid-19 di area perkantoran yang cenderung disembunyikan pihak perusahaan.
Warganet dengan akun Twiter @firdzaradiany berpendapat bahwa masih banyak perusahaan yang menyembunyikan data Covid-19.
"Di Jakarta, banyak CEO Perusahaan menyembunyikandata positif COVID-19 karyawannya kepada: karyawannya sendiri dan media dengan alasan persepsi/trust publik ke Perusahaan baik, dan agar karyawan tidak takut bekerja," tulisnya.
Sontak unggahannya tersebutmenjadi buah bibir publik hingga mendapat ribuan likes dan retweet.
Meski belum ada data-data yang dibeberkan secara gamblang untuk mendukung cuitannya tersebut, sang pemilik akun itumengaku mendapat data hasil penelusuran offline.
"Tweet ini berupa pendapat dari hasil beberapa data offline. Pendapat ini akan menjadi kebenaran saatkaryawan perusahaan-perusahaan speak up,media meliput, akun @laporcovid dan @KawalCOVID19 meliput," ujarnya.
Terlepas dari itu, seorang Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial.
Menurutnya, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembaliwork from home(WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.
"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dickydikutip dari Kompas.com, Senin (27/7/2020).
Dirinya juga memberikan catatan, penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat.
Sebab, Indonesia tak mungkin menerapkan kembali penguncian atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak besar pada ekonomi negara. (Nikita Yulia Ferdiaz)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “WFH Diperpanjang hingga Tahun Depan, Warganet Singgung Transparansi Data: 'Banyak CEO Perusahaan Menyembunyikan Data Positif Covid-19'”
Baca Juga: 7 Cara Tetap Sehat Saat Bekerja dari Rumah, Salah Satunya Berpakaian Rapi dan Jangan Pakai Piyama!
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari