Find Us On Social Media :

Jadi Satu-satunya Wanita Terdampar Bersama 31 Pria di Pulau Terpencil Selama Bertahun-tahun, Awalnya diperlakukan Seperti Ratu Endingnya Jadi Rebutan Hingga Bunuh-Bunuhan

By Afif Khoirul M, Selasa, 28 Juli 2020 | 18:22 WIB

Kisah seorang wanita terdampat bersama 31 pria di pulau terpencil.

Intisari-online.com - Jadi Satu-satunya Wanita Terdampar Bersama 31 Pria di Pulau Terpencil Selama Bertahun-tahun, Awalnya diperlakukan Seperti Ratu Endingnya Jadi Rebutan Hingga Saling Membunuh.

Suatu hari pada November 1952, lebih dari 1.000 orang jepang datang ke tempat kejadian di Yokohama untuk menyambut seorang wanita bernama Kazuko Higa.

Ketika Kazuko turun, kerumunan meledak, karena ada sesuatu yang memesona dari wanita yang mengenakan kimono itu.

Bukan karena penampilannya, tetapi karena julukannya Ratu Pulau Anatahan yang membuat orang-orang penasaran dengan kisahnya.

Kazuko adalah seorang wanita yang tinggal bersama 31 pria di pulau kecil pasifik selama bertahun-tahun ketika Perang Dunia II pecah.

Baca Juga: Sedang Dimusuhi Banyak Negara di Dunia, Nyatanya China Justru Pernah Jadi Negara Paling Baik Pada Palestina, Pernah Pasok Senjata ke Palestina Untuk Gempur Israel

Namun, di antara 31 pria yang hidup bersamanya di pulau terpencil itu hampir sebagiannya tewas.

Pulau Anatahan sendiri terletak di Samudra Pasifik mencakup area 33 km persegi, dengan gunung berapi aktif.

Tahun 1868, misionaris Spanyol tiba di pulau itu, dan membawa orang pribumi keluar dari sana dan mulai membangun perkebunan kelapa dengan hasil 125 ton per tahun.

Tahun 1899, orang-orang Spanyol menjualnya ke Jerman kemudian ke Jepang setelah Perang Dunia I.

Baca Juga: Taktik Gerilya Antarkan Kim Il-sung Menang Lawan Jepang, Ini 5 Tokoh Ahli Perang Gerilya Paling Tersohor di Dunia, Ada Juga dari Indonesia!

Pemerintah Jepang merenovasi pulau itu lalu mengirim seorang pria bernama Kikuichiro Higa, untuk mengawasi 45 pekerja di perkebunan itu.

Dia juga mengajak seorang wakil bernama Shoichi Higa, dan istri mudanya Kazuko Higa.

Tak lama setelah Perang Dunia II pecah, pulau Anatahan tetap aman dan terbuka, tapi Shoichi khawatir tentang keselamatan saudara perempuannya yang tinggal di pulau lain bernama Saipan.

Dia memutuskan untuk meninggalkan pulau itu untuk mencari saudarinya.

Sedangkan para pekerja mereka kembali ke Jepang.

Shoichi berjanji pada istrinya Kazuko bahwa dia akan segera kembali, tapi sejak saat itu tak pernah terdengar kabar darinya.

Mengira suaminnya telah meninggal, dia memutuskan untuk menjadi istri Tuan Kikuichiro, bos dari suaminya.

Hanya beberapa waktu kemudian pasangan itu mendapat teror bom dan harus melarikan diri ke hutan.

Pada Juni 1944 Angkatan Udara AS, menembak jatuh tiga kapal perang Jepang di lepas pantai Anatahan. 31 marinir Jepang yang selamat berenang ke darat dibantu Tuan Kikuichiro dan istrinya Kazuko.

Baca Juga: Kemenangan Memang Direngkuh Pasukan AS dalam Pertempuran Iwo Jima PD II, Tapi Justru Operasi Mereka ke Jepang Itu Layaknya Misi Bunuh Diri Massal, Mengapa?

Perang tidak memengaruhi pulau itu, jadi mereka hidup damai selama bertahun-tahun dengan cadangan hasil bumi di pulau itu.

Tentara juga mengambil senjata dari kecelakaan pesawat, mengambil baja untuk membuat panci dan wajan, dan memotong payung untuk membuat pakaian.

Ketika tentara Jepang menyerah pada Agustus 1945, pesawat-pesawat Amerika menyebarkan selebaran di Pulau Anatahan mengatakan bahwa perang telah berakhir tetapi 31 tentara tidak percaya, masih bertekad untuk tetap di pulau itu.

Semua normal sampai tahun 1946, Tuan Kikuichiro menjadi sakit parah, dan meninggal, sehingga Kazuko menggantikan suaminya menjadi penguasa di pulau itu.

Meskipun dia tidak cantik, dia digambarkan sebagai ratu karena satu-satunya wanita di pulau itu.

Fakta bahwa Kazuko tingga sendiri bersama 31 pria di pulau itu ternyata menyebabkan banyak masalah.

Ke-31 prajurit ini semuanya menginginkan hatinya karena naluri lelaki itu tak bisa bertahan lama, sehingga mulai terjadi kesalahpahaman dan mulai bertikai satu sama lain.

Pada akhirnya, Jenderal Ishida, yang memiliki pangkat tertinggi di antara para prajurit, menunjuk seorang pria untuk menikahi Kazuko untuk mengakhiri pertarungan. 

Sayangnya, pernikahan itu berlangsung tidak lama, pria yang menikahi Kazuko tiba-tiba tenggelam.

Baca Juga: Pakar Tepis Anggapan Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 dari China, 'Justru Kita Beruntung, Jika Lolos Tahap 3 Langsung Bisa Digunakan'

Kazuko terus menikah dengan 4 orang lainnya, tetapi mereka selalu berakhir terbunuh, dan sebanyak 11 orang tewas termasuk satu ditemukan dengan 13 luka tusuk.

Diyakini bahwa pelakunya adalah prajurit yang sakit hati tidak menikah dengan Kazuko, hingga menyebabkannya saling membunuh.

Pada Juli 1950 para pria tersisa di pulau itu bertekat membawa Kazuko mati karena mereka pikir dia adalah sumber masalah.

Kazuko yang mendengar kabar itu segera melarikan diri, dan diselamatkan oleh militer AS, setelah beberapa minggu dia dikembalikan ke Jepang.

Sampai di sana dia menjadi selebritas karena kisahnya sebagai "Ratu Pulau Anatahan" yang hidup bersama 31 pria.

Ketika masyarakat sudah mulai melupakan Kazuko di meninggalkan Tokyo dan kembali ke kota asalnya Oninawa.

Tanpa diduga dia bertemu dengan suaminya Shoichi di masa lalu, ternyata Shoichi masih hidup tetapi karena perang dia tidak bisa kembali ke istrinya.

Setelah lebih satu dekade terpisah, pasangan itu kembali bersatu dan tinggal bersama.

Sedangkan 20 prajurit yang masih tersisa tetap bercokol di Pulau Anatahan selama 1 tahun, sejak Kazuko pergi, mereka tak percaya perang telah berakhir.

Baca Juga: Menguak Kehidupan Rahasia 2.000 Budak Nafsu Kim Jong-Un, Berusianya di Bawah Umur Antara 13-16 Tahun Dibayar Rp30-60 Juta, Seperti Ini Kualifikasinya

Namun, tahun 1951 ketika Amerika mengirim foto kerabat mereka, tentara itu memutuskan ingin kembali dan meninggalkan pulau itu.

Salah satu tentara bernama Junji Inoue bercerita tentang saat dia tinggal bersama Kazuko di pulau itu, di mana 11 pria tewas karena memperebutkan cintanya.

Ini adalah sesuatu yang tidak pernah diceritakan Kazuko.

Adapun prajurit yang tersisa, mereka telah menderita banyak kerugian saat tinggal di pulau-pulau terpencil selama bertahun-tahun. 

Mereka tidak tahu apa-apa tentang masyarakat, banyak dari mereka memiliki istri dan anak-anak yang menikah lagi karena mereka pikir suami mereka meninggal dalam pertempuran.