Para penari biasanya mengenakan kostum tokoh cerita rakyat dan wajahnya dilukis dengan cat. Mereka lalu membentuk lingkaran di sekitar panggung dan menari diiringi drum taiko.
Malam terakhir festival Obon ditutup dengan okuribi, cahaya api unggun dan lentera terbang sebagai cara untuk mengucapkan selamat tinggal pada roh.
Kemunculan festival Obon pertama, tercatat pada periode Asuka. Namun, kemungkinan mulai dipopulerkan pada abad ke-12, seiring dengan semakin berkembangnya agama Buddha.
Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.grid.id dengan judul Festival Obon, Ketika Warga Jepang Sambut Kedatangan Arwah Leluhur
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari.Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari