Find Us On Social Media :

Menlu AS Tantang Beijing, Klaim Laut China Selatan 'Tanpa Dasar Hukum' dan Bukan Kerajaan Maritim Mereka, Amarah Beijing Meledak: Katanya Tidak Berpihak, Kenapa Menantang Kami?

By Maymunah Nasution, Selasa, 14 Juli 2020 | 17:40 WIB

Saking Kayanya, Jika Laut China Selatan Jadi Negara, Nilai Perdagangannya Saja Jauh Lebih Besar dari PDB Indonesia, Sementara Cadangan Minyak dan Gas Buminya Bisa Jadi yang Terbesar di Dunia, Lihat Angka-angkanya yang 'Menggiurkannya' Ini!

Menlu AS Sebut Klaim Beijing Terhadap Laut China Selatan 'Tanpa Dasar Hukum' dan Bukan Kerajaan Maritim Mereka, Amarah Beijing Meledak: Katanya Tidak Berpihak, Kenapa Menantang Kami?

Intisari-online.com - Ketegangan antara AS dan China mencapai pada tahap yang sudah sulit untuk ditengahi.

Mengutip South China Morning Post, pihak administrasi Trump telah tingkatkan ketegangan itu pada Senin kemarin.

Menlu AS, Mike Pompeo secara langsung menantang Beijing terkait klaim mereka atas Laut China Selatan.

Dalam pernyataannya, Pompeo sebutkan jika semua klaim China yang lebihi wilayah teritori 12 mil laut sekitar Pulau Spratly tidak benar.

Baca Juga: Ini Manfaat Teh Daun Salam Baik untuk Kesehatan Jantung, Mau Coba?

Termasuk yang ditolak oleh AS adalah klaim mereka di sekitar Vanguard Bank, Vietnam, Luconia Shoals, Malaysia, teritori sekitar zona ekonomi eksklusif Brunei Darussalam dan Laut Natuna Besar Indonesia.

"Biar kami perjelas: klaim Beijing terhadap sumber lepas pantai di seluruh Laut China Selatan sungguh tidak berdasar apapun, itu adalah tindakan untuk menekan negara-negara Asean," ujar Pompeo.

"Dunia tidak akan perbolehkan Beijing perlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritim mereka."

Pompeo telah dengan jelas menantang China di tengah ketegangan antara dua negara terkait perang dagang, Covid-19, HAM suku Uighur dan dengan ini sudah jelas isu ini sangat sensitif.

Baca Juga: Dulu Sampai Ada yang Rela 'Jual Ginjal ' Untuk Membeli Ponsel Ini, Kini Dikasih Harga Murah pun Orang-orang Tak Sudi Memberlinya, Punya Pun Ogah Memakainya

China pada bulan-bulan belakangan ini telah menghadapi amarah berbagai negara karena klaim otonomi mereka; mencoba menangkan otoritas Hong Kong, Tibet dan Xinjiang.

Masih ada pula prahara dengan India; serta mereka masih harus hadapi Taiwan yang ingin menjadi negara berdaulat penuh.

AS mengirimkan dua kapal induk awal Juli dan empat kapal perang ke perairan sensitif di Laut China Selatan untuk "latihan" bersamaan dengan China lakukan latihan militernya di sekitar Pulau Paracel.

Analis sebutkan pernyataan Senin itu layangkan pembatas jika Washington berniat untuk meluruskan kebijakan luar negeri mereka dengan kesepakatan 2016 yang didasarkan dengan UNCLOS tahun 1982 yang menolak klaim China di area tersebut.

Baca Juga: Main Salah-salahan, Kini Giliran China Minta AS Berhenti Bikin Runyam Kondisi di Laut China Selatan

Beijing menganggap klaim mereka yang ditolak tersebut sebagai hal yang tidak benar.

Namun pembenaran ini sedikit sulit karena administrasi Trump telah sering dikutuk dengan keputusan resmi oleh badan internasional, terutama yang melawan AS.

AS sendiri juga tidak pernah secara resmi sahkan konvensi 1982.

Tanggapan Beijing

Baca Juga: Kini Bisa Bayar Pajak dan Balik Nama Kendaraan Bermotor Lewat Gojek GoService

Beijing pun murka mendapat tantangan langsung dari Mike Pompeo tersebut.

Mereka sebutkan tidak memiliki niat untuk mengubah Laut China Selatan menjadi kerajaan maritim mereka.

Mereka juga mendesak AS hentikan memutar balikkan fakta yang mengadu domba China dengan negara tetangganya.

Juru bicara menteri luar negeri China Zhao Lijian sebutkan usaha Washington untuk merusak hubungan China dengan negara Asean akan gagal.

Baca Juga: Beringas Dicumbu Saat Malam Pertama, Wanita Aceh Ini Sudah Tewaskan 99 Pria di Ranjang, Tak Disangka Penyebabnya Ada 'Benda' Ini Tertanam di Organ Intimnya, Terkuak Saat Berhubungan Badan ke-100

Pasalnya, tuduhan Pompeo baginya adalah "tuduhan tanpa dasar".

"Kami sama sekali tidak ingin menjadi negara yang menguasai wilayah maritim terbesar di dunia. China juga perlakukan negara tetangganya dengan kesetaraan yang sama dan terapkan pengekangan yang kuat," ujar Zhao Selasa ini.

Justru, menurut Zhao AS memiliki agenda tersembunyi dalam keterlibatan mereka di Laut China Selatan.

Ia melihat dari cara mereka berulang kali mengirim kapal induk ke perairan itu, walaupun itu jauh dari teritori mereka.

Baca Juga: Kesengsem dengan Pak Guru Sejak di Bangku Sekolah, Gadis Ini Tak Menyangka Gurunya adalah Jodohnya, Kisah Cintanya Berawal dari Ketidaksengajaan

"Saran kami, AS jangan mulai berpihak kepada siapapun. Mereka telah berkomitmen akan hal itu sebelumnya, mengapa sekarang akan mengkhianati komitmen itu sendiri?

"Sebaiknya juga AS hentikan untuk mengganggu dan menyabotase ketenangan dan stabilitas regional," tutupnya.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini