Find Us On Social Media :

Terlalu Licin, Tahanan Ini Berkali-kali Bisa Kabur dari Penjara Hanya dengan Trik Meludah, Polisi Kesal Sampai Beri Hukuman Mati Tapi Tetap Gagal, Endingnya Malah Tak Terduga

By Afif Khoirul M, Selasa, 14 Juli 2020 | 13:54 WIB

Karena terlalu licin tahanan ini berhasil melarikan diri dari penjara sebanyak 4 kali.

Intisari-online.com - Terlalu Licin, Tahanan Ini Berkali-kali Bisa Kabur dari Penjara Hanya dengan Trik Meludah, Polisi Kesal Sampai Beri Hukuman Mati Tapi Tetap Gagal, Endingnya Malah Tak Terduga.

Tidak seorangpun di dunia ini dalam sejarah mampu memberikan penghinaan pada penjara selain pria ini.

Pria ini berkali-kali melarikan diri dari penjara sampai membuat polisi kewalahan.

Pria tersebut adalah Yoshie Shiratori, ia adalah tahanan yang licin sepanjang masa, hingga dijuluki pria yang tidak bisa dipenjara di Jepang.

Semasa hidupnya, dia telah melarikan diri dari penjara sebanyak 4 kali.

Baca Juga: Tanpa Ada Satupun Tahanan Pria, Puluhan Wanita di Penjara Ini 'Kompak' Hamil, Fakta Memilukan Terungkap

Yoshie awalnya hanyalah pekerja di toko tahu biasa, dia juga pernah menjadi awak kapal penangkap ikan Rusia.

Namun, karena pekerjaannya yang pasang surut dia menjadi pejudi dan pencuri, dia juga dituduh terlibat dalam pembunuhan dan perampokan.

Kemudian dia ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara di penjara Aomori.

Tiga tahun kemudian dia memecahkan borgol dengan kawat logam yang ditemukan di ember berisi air mandi tiga hari kemudian, lalu melarikan diri.

Baca Juga: Terjebak di Lingkungan Setan, Beginilah Potret Memilukan Kehidupan Penjara di Israel yang Hanya Dihuni oleh Perempuan, Ada yang Berjejalan dalam 1 Sel Tahanan

Namun, tiga hari kemudian dia kembali ditangkap polisi dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena melarikan diri dari penjara.

Dia dipindahkan ke Penjara Akita pada tahun 1942, di penjara itu lagi-lagi Yoshie bisa melarikan diri.

Entah bagaimana dia bisa memanjat naik ke dinding yang halus kemudian melarikan diri melalui lubang.

Namun bodohnya, dia malah ke rumah polisi yang merupakan petugas di penjara Aomori, dia ke sana karena menganggap polisi tersebut baik padanya saat di penjara.

Namun, polisi itu kemudian menangkapnya lalu membawanya ke penjara, karena hal itu Yoshie bersumpah tidak lagi percaya pada polisi.

Yoshie dipindahkan ke penjara Abashiri untuk kedua kalinya, terletak di lokasi terpencil di Hokkaido Utara, penjara ini bukan tempat sembarangan.

Biasanya digunakan untuk memenjarakan penjahat kelas kakap.

Baca Juga: Dijuluki 'Neraka di Bumi' Karena Puluhan Narapidana Dibiarkan Hidup, Makan, dan Mati dalam Ruangan Sebesar 1,5 Meter, Beginilah Kondisi Penjara Paling Buruk di Dunia

Karena polisi tidak ingin Yoshie melarikan diri lagi dia dijebloskan ke penjara berbahaya tersebut, namun dengan kecerdikannya Yoshie lagi-lagi berhasil melarikan diri.

Dia menggunakan trik yang unik yaitu dengan cara meludahi jeruji besi.

Setiap pagi, dia meludahkan sup miso dari sarapannya ke jeruji penjara, garam dan kelembapan makanan itu mengikis bingkai pintu, kemudian 26 Agustus 1944 dia melarikan diri saat terjadi pemadaman listrik.

Dia menyelinap keluar melalui ruangan sempit, dan pelarian Yoshie diumumkan menjadi berita utama di Hokkaido.

Karena ulahnya, dia kembali diburu polisi hingga akhirnya dia kembali tertangkap, Yoshie pun dijatuhi hukuman mati dan dijaga oleh 6 penjaga bersenjata di penjara Sapporo.

Dia dikurung dalam ruangan khusus yang mencegahnya melarikan diri.

Namun, dia bisa melihat celah untuk melarikan diri melalui langit-langit penjara yang terlihat rusak.

Baca Juga: Mendadak Bertobat Jelang Eksekusi Mati, Pembunuh yang Habisi Istrinya Secara Kejam ini Ingin Lakukan Hal Mulia, Tapi Petugas Penjara Tidak Mengabulkannya

Polisi yang menyadari itu kemudian merenovasi ruangan itu sehingga keamanannya bisa ditingkatkan.

Usai direnovasi polisi yakin tahanan tidak bisa melarikan diri, jadi Yoshie tidak lagi diborgol, namun itu adalah kesalahan fatal.

Sebelum dieksekusi pada 1947, Yoshie berhasil melarikan diri, dia membuka baut yang menempel di papan kayu di lantai dan menggunakan mangkuk makanan untuk menggali jalan keluar.

Namun, setelah berhasil melarikan diri, dia bertemu dengan polisi, Yoshie diberikan rokok mahal setelah perang Dunia II.

Karena kebaikan polisi, dia tersentuh dan kemudian dia menyerahkan diri sebagai penjahat, sekali lagi dia dipenjara di penjara Sapporo, namun hukuman matinya dihapus.

Dia dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, di pindahkan ke penjara Tokyo dan ditahan sampai 1961, setelah bebas dia kembali ke provinsi Aomori bersama keluarganya.

Yoshie menceritakan kisahnya pada putrinya kemudian dia meninggal tahun 1979 karena serangan jantung lalu dimakamkan di kuburan yang menghadap gunung Fuji.