Find Us On Social Media :

Pertahanan Terakhir Hutan Amazon Terancam Covid-19, Militer Brasil Mati-matian Tembus Belantara, Tapi yang Dibawa Malah Zat Berbahaya

By Khaerunisa, Kamis, 2 Juli 2020 | 16:14 WIB

Ilustrasi suku di pedalaman Amazon.

Intisari-Online.com - Keyakinan bahwa virus corona menular dengan cepat bukan isapan jempol semata.

Bahkan, virus yang kini telah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia itu telah menembus pedalaman Amazon.

Pertahanan terakhir hutan Amazon pun terancam Covid-19, membuat militer Brasil mati-matian menembus belantara demi menghalau virus ini menyerang masyarakat adat yang masih hidup secara tradisional di sana.

Berbagai kebutuhan dibawa untuk melindungi masyarakat Amazon, tapi rupanya diantaranya justru ada zat yang berbahaya, yang tak lain Klorokuin.

Baca Juga: COVID-19 Menembus Belantara, Seorang Remaja Meninggal di Antara Kematian Pertama Suku Amazon yang Terpencil: Usai Kembali ke Rumah Kesehatan Memburuk

Melansir Antara (1/7/2020), militer Brasil mengantarkan pasokan alat pelindung dan obat-obatan kepada suku Yanomami.

Suku tersebut merupakan masyarakat adat Amazon yang trisolasi dan tinggal di perbatasan dengan Venezuela.

Selain dibekali pasokan alat pelindung, beberapa anggota masyarakat adat juga dites Covid-19, yang mana hasil tes cepat menunjukkan tidak ada orang yang positif.

Operasi ini bertujuan untuk melacak Covid-19 yang mengancam ratusan suku Amazon.

Baca Juga: Warga Indonesia Boleh Bernapas Lega, Pemerintah Sebut Ada 13 Provinsi yang Miliki Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Atas 70%, Adakah Provinsi Anda?

Pasalnya, suku Amazon tidak memiliki imunitas terhadap penyakit eksternal, sementara gaya hidup komunal mereka tidak memungkinkan untuk diterapkannya physical distancing.

"Tujuan utama dari operasi bersama oleh angkatan bersenjata adalah untuk melacak Covid-19 di desa-desa terdekat," kata kapten angkatan laut medis Jarbes de Souza.

Selain tujuan tersebut, operasi militer Brasil ke pedalaman Amazon juga dilakukan sebagai bentuk kritik bahwa pemerintah sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro tidak melakukan cukup upaya untuk melindungi masyarakat adat dari penularan virus ini.

Seperti diketahui, Bolsonaro menunjukkan sikap santai menghadapi pandemi Covid-19, bahkan saat rumah sakit di negaranya kewalahan.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Alami untuk Bayi dengan Cara Tradisional, Pakai Ini

Diberitakan bahwa saat dikunjungi oleh militer Brasil, orang Yanomami dan Yekuana yang tanpa alas kaki dan memakai masker mengantri untuk diuji dengan gelisah.

Sementara bayi-bayi menangis setelah jari mereka ditusuk untuk tes cepat.

Dokter pun memeriksa mereka untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lainnya.

Namun, diantara pasokan pelindung diri yang diantarkan ke Amazon pada Selasa (30/6) menggunakan helikopter jenis Blackhawk itu, ada obat klorokuin, yang sudah dihentikan penggunaannya oleh WHO.

Baca Juga: Meski Jadi Sorotan Dunia Karena Klaim Sana-sini, China Ternyata Tak Terima dengan Rencana Israel Mencaplok Tepi Barat Palestina, Hingga Lakukan Hal Ini

Ada masker, gel alkohol, celemek, sarung tangan, alat tes, dan obat-obatan termasuk 13.500 pil klorokuin yang didatangkan dari ibu kota negara bagian Roraima, Boa Vista.

Ya, klorokuin merupakan obat berbahaya yang harusnya dikonsumsi melalui resep dokter.

 

Bahkan, sebuah penelitian di Brasil yang menguji obat anti malaria klorokuin untuk Covid-19 terpaksa dihentikan lebih awal karena beberapa pasien mengalami komplikasi jantung.

 

WHO pun menghentikan pengujian obat malaria ini pada pasien Covid-19 karena masalah keamanan.

"Kelompok eksekutif menghentikan sementara hydrochloroquine dalam uji coba solidaritas, sementara dewan pemantauan keamanan data meninjau data keselamatan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip Reuters.

 

Baca Juga: Warga Indonesia Boleh Bernapas Lega, Pemerintah Sebut Ada 13 Provinsi yang Miliki Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Atas 70%, Adakah Provinsi Anda?