Advertorial
Intisari-Online.com - Namaklorokuin atauobat malaria langsung popular setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebutkan obat ini bisa mengobati pasien virus corona (Covid-19).
Bahkan presiden berusia 73 tahun itu berujar, dia optimistis terhadap kemampuan penyembuhan dari obat malaria itu.
Namun hingga kini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum mengeluarkan imbauan mengenaiklorokuin.
Tapi Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM AS telah mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat terbatas untuk dua obat anti malaria.
Dilansir New York Post pada (30/3/2020), Department of Health and Human Services Amerika menerbitkan pernyataan tentang rincian sumbangan obat-obatan untuk persediaan nasional.
Termasuk di dalamnya adalah dua obat anti malaria tadi, yaitu klorokuin dan hidroksiklorokuin.
FDA telah mengizinkan obat-obatan itu didistribusikan dan diresepkan oleh dokter kepada pasien Covid-19 baik remaja maupun dewasa, jika perlu, ketika uji klinis tidak tersedia atau tidak memungkinkan.
FDA telah memberikan izin kepada negara bagian New York untuk memberikan hidroksiklorokuin dan azitromisin kepada pasien yang sakit parah atas dasar "compassionate care" (perawatan penuh kasih sayang).
Baca Juga: Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Siapa yang Penuhi Kebutuhan Dasar Warga?
Bekerja melawan virus corona
Sementara itu dilansir NPR (30/3/2020), Dokter Penyakit Menular di Rumah Sakit Umum Massachusetts Rajesh Gandhi menanggapi hal tersebut.
Menurutnya keputusan FDA tidak mencerminkan tekad resmi bahwa obat itu bekerja melawan virus corona.
"Ini bukan persetujuan FDA untuk hydroxychloroquine atau chloroquine untuk pengobatan COVID-19," katanya.
Otorisasi penggunaan darurat hanya berlaku untuk pasokan kedua obat ini di Strategic National Stockpile (gudang pemerintah untuk pasokan medis darurat yang berlokasi di gudang di seluruh negeri).
Dilansir France24 (30/3/2020), Presiden Amerika Donald Trump membuat tweet tentang hidroksikloroquin dan azitromisin yang memiliki peluang menjadi pengubah sejarah kedokteran pada pekan lalu (21/3/2020).
Berikut cuitannya:
"HYDROXYCHLOROQUINE & AZITHROMYCIN, taken together, have a real chance to be one of the biggest game changers in the history of medicine. The FDA has moved mountains - Thank You! Hopefully they will BOTH (H works better with A, International Journal of Antimicrobial Agents)..... ".
Perlu berhati-hati
Banyak peneliti yang memperingatkan bahaya penggunaan klorokuin.
Ahli penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat Anthony Fauci mendesak masyarakat untuk tetap berhati-hati sampai uji klinis yang lebih besar memvalidasi penelitian yang lebih kecil.
Fauci mengatakan tidak ada bukti substantif bahwa kedua obat itu bekerja dalam melawan pandemi mematikan ini.
Dikutip Washington Post(31/3/2020), pakar kesehatan juga memperingatkan efek sampingnya.
Secara khusus, kata mereka, pasien dengan penyakit jantung atau menggunakan obat-obatan tertentu seperti anti-depresi yang memengaruhi ritme jantung, berisiko mengalami episode fatal.
Para ahli merekomendasikan skrining sebelum obat diresepkan untuk mencegah kematian terkait obat.
Penggunaan jangka panjang obat-obatan juga dikaitkan dengan kemungkinan kehilangan penglihatan yang disebut renopati, tetapi penggunaan obat untuk melawan virus pada pasien CNN (25/3/2020) melaporkan seorang pria di daerah Phoenix meninggal dan istrinya kritis setelah keduanya mengonsumsi klorokuin fosfat dalam upaya mengobati virus corona.
Keduanya memutuskan mengobati sendiri sakit mereka setelah mendengar pernyataan Trump.
Mereka langsung mencari obatklorokuin setelah itu.
Padahalklorokuin jenis itu biasa digunakan untuk membersihkan tangki ikan.
(Nur Fitriatus Shalihah)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "FDA Keluarkan Izin Terbatas Penggunaan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19 di AS")