Advertorial

Meski Jadi Sorotan Dunia Karena Klaim Sana-sini, China Ternyata Tak Terima dengan Rencana Israel Mencaplok Tepi Barat Palestina, Hingga Lakukan Hal Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

China juga menentang tindakan sepihak yang dilakukan Israel yang nantinya bisa merusak perdamaian dan stabilitas.
China juga menentang tindakan sepihak yang dilakukan Israel yang nantinya bisa merusak perdamaian dan stabilitas.

Intisari-online.com - Seperti yang kita ketahui, China adalah negara yang dianggap gemar mengklaim wilayah.

Seperti di Laut China Selatan, kepulauan Natuna, lembah Galwan hingga yang terbaru berencana menklaim wilayah Kutub.

Meski suka klaim sana-sini, ternyata China bisa geram ketika mendengar rencana Israel untuk mencaplok wilayah tepi barat Palestina.

Bahkan presiden China Xi Jinping menolak upaya Israel tersebut. Hal itu ditegaskan melalui Duta Besar China untuk Palestina Guo Wei.

Baca Juga: Jadi Bagian Vital di Laut China Selatan, Pulau Natuna Disebut Berada di Garis Terdepan dalam Konflik Indonesia vs China

Menurut pernyataan itu, Guo menyatakan negaranya menentang upaya Israel untuk mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat Palestina.

China juga menentang tindakan sepihak yang dilakukan Israel yang nantinya bisa merusak perdamaian dan stabilitas.

Sementara itu dikutip dari Tasnim News Agency pada Rabu (1/7/20), Menteri Luar Negeri China, Wang Yi memanggil perwakilan dari Palestina Riyadh Al-Maliki.

Dia ingin menyatakan penolakan negaranya dan dukungan pada Palestina atas tindakan israel.

Baca Juga: Dikenal Cukup Ganas dan Sulit Dikalahkan, Nyatanya Peringkat Kekuatan Militer Israel Selalu Berada di Bawah Indonesia, Ini Alasan Militer Indonesia Selalu Unggul

Dia mengatakan, rencana Israel adalah "ilegal", demikian pernyataan yang dilaporkan Middle East Monitor.

Yi menekankan, negaranya menolak rencana Israel tersebut dan menyerukan untuk menciptakan kembali negara Palestina yang berdaulat sepanjang perbatasan 1967.

Tak hanya seruan saja, pejabat China mengatakan bahwa negaranya melakukan upaya untuk mendorong Israel menahan diri.

Karena hal itu bisa memicu intifada ketiga dan memulai ekskalasi terbuka.

Dia mendukung penuh rencana Palestina untuk pembentukan kembali negara itu, dengan Yerussalem Timur al-Quds sebagai ibukotanya.

Sementara itu, Perdana Menteri Palestina, Benjamin Nethanyahu, mengumumkan kesepakatan saingannya Benny Gantz untuk membentuk pemerintah persatuan.

Baca Juga: Sungguh Ironi, Pemerintah Israel Mungkin Membeli Peralatan Ini dari Pabrik yang Dulu Juga Beri Pasokan untuk Nazi Jerman

Ditetapkan pada 1 Juli 2020, memulai diskusi tentang perluasan "kedaulatan Israel" untuk pemukiman Israel.

Tindakan ini dikecam ilegal, menurut hukum internasional, di Barat untuk mencaplok lngsung lembah Yordania.

Palestina telah mengancam akan membatalkan perjanjian damai, jika Nethanyahu terus bergerak maju.

Sementara kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan pencaplokan yang dilakukan Israel akan melanggar hukum internasional dan memaksanya untuk bertindak sesuai peraturan PBB.

Kembali ke pernyatan Guo Wei Duta Besar China untuk Palestina, mendesak masyarakat internasional terutama negara-negara-negara berpengaruh di dunia untuk mendukung peryataannya.

Diplomat China itu menangani inisiatif Presiden Mahmoud Abbas untuk mengadakan konferensi perdamaian berdasarkan resolusi PBB.

Baca Juga: Lagi-lagi Gara-gara China, Australia Harus Rogoh Kocek Rp2.600 Triliun untuk Perkuat Tameng Serangan Jarak Jauh

Menurut Guo, China akan terus menjadi teman sejati bagi Palestina.

"China akan selalu peduli dengan proses perdamaian di Timur Tengah, mematuhi keadilan internasional dan mendukung upaya di wilayah itu," katanua.

Selain itu, China juga menecam tindakan Israel karena bisa merusak pedamaian di Timur Tengah.

Artikel Terkait