Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang remaja putra dari kelompok Yanomami suku asli Brasil telah meninggal setelah tertular Covid-19.
Dilansir dari IFL Science, Rabu (15/4/2020), remaja berusia 15 tahun itu sebelumnya telah menghabiskan hampir satu minggu di unit perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Roraima di Boa Vista, Brasil.
Associated Press ungkap, dia adalah orang suku asli termuda yang dilaporkan meninggal karena corona.
Wartawan investigasi melaporkan bahwa kesehatan remaja itu lebih jauh dipengaruhi oleh "penyakit seperti kekurangan gizi, anemia, dan malaria berulang-ulang."
Wakil Presiden Dario Yawarioma dari Hutukara Associacao Yanomami, yang mewakili kelompok itu, berbagi video ke YouTube dengan belasungkawa.
Mereka mencatat bahwa bocah itu dilaporkan pindah dari desa asalnya sekitar setahun yang lalu untuk belajar di desa lain.
Dia awalnya dirawat di rumah sakit pada bulan Maret tetapi sudah dipulangkan.
Setelah kembali ke rumah, kesehatannya memburuk dan dia diterbangkan ke rumah sakit daerah seminggu kemudian.
Kelompok Yanomami merupakan petani tebang-dan-bakar dari sekitar 26.000 individu yang tinggal di desa-desa semi-permanen di reservasi sepanjang perbatasan Brasil dengan Venezuela.
Mereka pernah menjadi pusat kontroversi pada 1970-an.
Hal itu karena mereka memiliki angka tinggi dalam penyakit menular dari penambang emas ilegal yang membawa campak dan penyakit parah lainnya.
Para pejabat kesehatan mengatakan kematian bocah itu membunyikan alarm pada kerentanan yang dihadapi masyarakat adat.
Diperkirakan setidaknya lima masyarakat adat kini telah meninggal karena Covid-19.
Itu termasuk wanita Kokama 44 tahun dan Tikuna berusia 78 tahun yang meninggal akibat komplikasi setelah tertular virus.
Kementerian Kesehatan telah meluncurkan inisiatif untuk mencegah penyebaran virus corona di populasi masyarakat adat.
Yakni dengan menerbitkan pedoman tentang bagaimana memperlakukan orang-orang orang-orang ini yang sepertinya punya gejala terkait Covid-19.
Perintah memberi prioritas pada kelompok adat dalam pengobatan, serta harapan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit dan langkah-langkah pengendalian untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal dan gejala penyakit.
Para pemimpin lokal diminta untuk mengambil langkah-langkah restriktif dari orang-orang yang memasuki wilayah adat di mana gaya hidup penduduk yang unik membuat mereka rentan terhadap penyakit menular.
Pemerintah telah memperluas layanan kesehatan kepada masyarakat adat dan mengantisipasi pemberian vaksinasi akhir pekan ini. (*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari