Penulis
Intisari-Online.com - Di masa pandemi ini, keberadaan ambulans menjadi semakin penting.
Ambulans diperlukan untuk menjemput pasien positif maupun mengantarkan jenazah korban Covid-19.
Begitu pentingnya ambulans, tak heran jika penggunaan kendaraan ini untuk urusan sembarangan akhirnya menimbulkan kehebohan.
Media sosial kembali viral dengan sebuah video yang beredar.
Video yang beredar dan menjadi perbincangan ini memperlihatkan ambulans yang digunakan untuk mengangkut dua ekor kambing.
Dalam mobil ambulans tersebut, tampak dua ekor kambing dengan badan yang cukup kotor.
Setelah diselidiki, ternyata mobil ambulans tersebut milik Desa Sukorejo, Kecamatan Kunir, Lumajang, Jawa Timur.
Kabar ambulans dipakai untuk mengangkut kambing ini juga sampai ke telinga Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati.
Indah Amperawati pun geram melihat video yang beredar.
Bahkan ia langsung mengambil tindakan terkait ambulans mengangkut kambing ini.
Indah Amperawati menurutkan kalau tak sepatutnya ambulans desa yang diperuntukkan membawa orang sakit malah dipakai untuk hal lain.
Terlebih ambulans tersebut dipakai untuk mengangkut kambing.
Indah Amperawati juga menuturkan kalau kepada desa akan diperiksa inspektorat terkait hal tersebut.
Berikut fakta lengkap ambulans dipakai untuk mengangkut kambing.
1. Viral di media sosial
Video ambulans mengangkut dua ekor kambing yang diangkut dari pasar hewan viral di media sosial.
Video tersebut pun menuai komentar dari warganet yang menyayangkan tindakan tersebut.
Setelah ditelusuri, ambulans tersebut ternyata milik Desa Sukorejo, Kecamatan Kunir, Lumajang, Jawa Timur.
2. Melanggar aturan
Mengetahui hal itu, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati pun geram.
Indah mengatakan, hal itu melanggar aturan dan memalukan perangkat pemerintahan desa.
Dikatakan Indah, pemberian mobil ambulans di setiap desa seharusnya digunakan untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat yang sedang membutuhkan pertolongan kesehatan, bukan untuk mengangkut kambing.
"Program itu pernah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Kesehatan RI, sehingga seharusnya dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat," ujarnya, Sabtu (27//6/2020), dikutip dari Antara.
3. Mobil ditarik, Kades diperiksa
Adanya kejadian itu, Indah pun akhirnya menarik ambulans tersebut.
Kata Indah, tidak sepatutnya ambulans desa yang diperuntukan membawa orang sakit justru digunakan hal lain, apalagi mengangkut kambing.
"Ambulans desa yang digunakan untuk mengangkut kambing sementara ditarik dulu dan kepala desa akan diperiksa inspektorat," katanya.
4. Akan diberi pembinaan, tidak dibenarkan
Untuk menghindari agar kasus serupa tidak terulang, kata Indah, pihaknya sudah menginstruksikan camat setempat untuk melakukan pembinaan.
"Nanti camat harus melakukan pembinaan, agar tidak terulang kembali kejadian yang memalukan tersebut," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, mobil ambulans dibuat untuk mengangkut kambing itu pelangaran berat, dan kami sedang melakukan pemeriksaan di inspektorat.
"Semua yang berkiatan dengan siapapun menggunakan mobil ambulans itu untuk mengangkut kambing tentu tidak etis dan tidak pantas," katanya dikutip dari Kompas TV.
Ibu dan anak sewa ambulans untuk mudik
Seorang anak dan ibu di Tabanan, Bali nekat menyewa mobil ambulans untuk mudik ke Jember, Jawa Timur.
Untungnya, aksi tersebut berhasil dihentikan oleh pihak berwajib.
Peristiwa ini berawal dari panggilan telepon seorang perempuan yang meminta tolong untuk dijemput di depan klinik daerah Kediri Tabanan, Bali.
Hal itu dikatakan oleh Kasatlantas Polres Tabanan Iptu Ni Putu Wila Indrayani.
Baca Juga: Amerika Dikabarkan Siap Akuisisi Ericsson Untuk Kalahkan Huawei
Wila mengatakan, informasi tersebut didapatkan dari keterangan sang sopir ambulans, I (30).
I menjelaskan, perempuan tersebut mengaku sakit tifus dan diminta diantar ke Jember.
Namun, berdasar hasil pemeriksaan laboratorium, perempuan tersebut ternyata sehat.
"Setelah dapat telepon, sopir ambulans itu langsung menjemput orang yang mengaku sakit tifus."
"Namun, hasil pemeriksaan laboratorium klinik di Tabanan menunjukkan bahwa orang tersebut dalam keadaan sehat," ujarnya saat dihubungi di Denpasar, Sabtu (23/5/2020), dikutip dari Kompas.com.
Wila lalu menceritakan kronologi peristiwa tersebut.
Menurutnya, mobil ambulans tersebut berhasil dihentikan di wilayah Selemandeg Barat, Tabanan, Bali, setelah sempat dikejar polisi.
Setelah diperiksa, polisi hanya melihat seorang perempuan dan anaknya.
Lalu, sopir ambulans yang berinisial I, ternyata tidak bisa menunjukkan surat jalan ataupun surat rujukan pasien.
Selain itu, polisi juga tidak melihat tenaga medis dan peralatan kesehatan di ambulans tersebut.
Melihat kejanggalan tersebut, polisi akhirnya meminta ambulans tersebut putar balik.
Sempat ada penolakan, namun setelah dijelaskan terkait aturan mudik di masa pandemi corona, sopir dan penumpangnya bersedia menuruti permintaan polisi.
"Diminta putar balik karena ambulans tidak dilengkapi surat rujukan dan kelengkapan surat keterangan jalan," ujarnya, Sabtu (23/5/2020) malam.
Sementara itu, menurut keterangan I (30), kejadian itu berawal saat dirinya dihubungi oleh seorang perempuan yang minta
Lalu, mobil ambulans yang diduga disewa oleh A adalah milik sebuah komunitas info warga Jember wilayah Bali.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jabar, Hery Antasari, mengatakan pengawasan yang lebih ketat terhadap kendaraan-kendaraan yang mendapat dispensasi untuk beroperasi selama PSBB ini mereka lakukan bukan tanpa alasan.
Adanya pelarangan mudik dari pemerintah, ujar Kadishub, membuat modus-modus mudik menjadi tidak konvensional lagi.
Baca Juga: Manfaat Labu Siam untuk Hipertensi, Ketahui Manfaat Kesehatan Lainnya!
Pemudik tak lagi nekat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum secara terbuka.
"Tapi menggunakan kendaraan-kendaraan yang tak lazim dipakai penumpang, seperti kendaraan barang, bahkan ambulans."
"Namun, ada juga yang menggunakan fasilitas kendaraan pribadi yang memang si pengemudinya memiliki dispensasi karena bergerak di kegiatan yang dikecualikan."
"Modus-modus seperti ini memerlukan adanya pengamatan khusus dari petugas di lapangan," ujarnya di Gedung Sate, Selasa (5/5/2020).
"Kita sudah antisipasi."
"Kepolisian sudah sangat paham, kami sudah sangat paham."
"Banyak sekali modus-modus yang bisa kita identifikasi secara visual di lapangan dan tindakan apa yang akan dilakukan, yang sudah dilakukan, dan akan terus dilakukan."
"Ciri-cirinya mudah terlihat, tapi memang perlu waktu dan energi dari petugas di lapangan juga memperhatikan risiko (penyebaran Covid-19) saat berinteraksi dengan pemudik," ucap Hery.
Untuk mengantisipasi masih adanya warga yang memaksa mudik, Hery mengatakan, baik Kepolisian maupun petugas lapangan Dishub sudah sangat paham dan bisa melakukan identifikasi visual terhadap modus mudik yang tidak konvensional.
Di antaranya, dengan memakai ambulans dan kendaraan barang.
Lalu, ada juga yang menggunakan kendaraan pribadi yang pengemudinya punya dispensasi untuk bergerak tapi ternyata digunakan mengangkut pemudik.
"Ciri-ciri itu mudah terlihat, tapi memang perlu waktu dan energi dari petugas di lapangan juga memperhatikan risiko (penyebaran COVID-19) saat berinteraksi dengan pemudik," ucap Hery.
"Yang pasti tindakan yang telah dan akan terus dilakukan adalah mengembalikan pemudik ke tempat asalnya. Hingga kemarin (4/5) kurang lebih ada 33 ribu yang sudah dikembalikan (diputar balik) ke tempat asal," katanya. (TribunNewsmaker/ *)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Viral Video Ambulans Desa Angkut Kambing, Dianggap Langgar Aturan & Kades Diperiksa, Ini Faktanya