Ganti Saja Enoki dengan Jenis Jamur yang Bisa Dimakan Berikut Ini, Nutrisinya Tinggi Juga Kok!

K. Tatik Wardayati

Penulis

Jamur enoki sedang menjadi pembicaraan karena diduga menyebabkan wabah listeria. Tidak hanya enoki, ini jamur lain yang bisa dimakan.

Intisari-Online.com Jamur tidak termasuk ke dalam kelompok tumbuhan maupun hewan, karena ini merupakan mahkhluk yang tergolong ke dalam kingdom Fungi.

Di alam, kita banyak menemukan jenis jamur, namun tidak semuanya bisa dimakan.

Yang bisa dimakan, rupanya memiliki nutrisi yang tinggi untuk tubuh.

Beberapa waktu lalu ramai dibicarakan tentang jamur enoki yang disebut sebagai penyebab wabah listeria di Amerika Serikat pada bulan Maret – April 2020.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Belum Selesai Pandemi Covid-19, Muncul Wabah Listeria dari Jamur Enoki, Sudah Tersebar di 17 Negara Bagian di AS, Intip Penyebab dan Gejalanya

Pemerintah Indonesia pun melakukan uji coba terhadap jamur enoki yang berasal dari perusahaan Korea Selatan.

Ternyata diketahui bahwa jamur enoki tersebut mengandung bakteri Listeria monocytogenes.

Jamur jenis ini pun ditarik dari pasaran dan dimusnahkan.

Namun, bagaimana kalau terbiasa masak pakai jamur enoki? Apakah ada bahan pengganti lain?

Baca Juga: Ramai Disebut Jamur Enoki Mengandung Bakteri yang Membahayakan Tubuh, Ahli Gizi Ini Sebutkan Cara Aman Mengkonsumsi Jamur Enak Asal Jepang Tersebut

Berikut ini jenis jamur yang bisa dimakan:

1. Jamur shiitake

Shiitake merupakan salah satu jamur yang populer di dunia. Berasal dari Asia Timur, jamur ini kaya nutrisi dan khasiat kesehatan.

Dilaporkan bahwa jamur shiitake membantu menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan imun, hingga berpotensi untuk melawan sel kanker.

Jamur shitake memang terdiri dari banyak zat yang dapat menutrisi tubuh.

Kandungan asam amino pada jamur shitake sama jumlahnya dengan yang terkandung pada daging sapi.

Asam amino memainkan peranan penting pada tubuh yang memengaruhi protein dan hormon.

Sebagai makanan, jamur shitake dapat menjadi asupan yang sarat gizi, mulai dari karbohidrat, berbagai jenis vitamin B, serat, zat besi, hingga selenium yang merupakan mineral penting bagi tubuh.

Jumlah senyawa bioaktif dalam shiitake tergantung pada lokasi dan cara jamur ditanam, disimpan, dan disiapkan.

Jamur shiitake juga memiliki potensi khasiat untuk menguatkan tulang, serta memiliki sifat antibakteri dan antivirus.

Baca Juga: Tak Sengaja Melihat Penampakan Kaki Misterius Berwarna Hitam Kebiruan Terjepit Kayu, Begitu Dibuka Pendaki Gunung Ini Terkejut Mengetahui Kebenaran di Baliknya

2. Jamur maitake

Jamur maitake atau dikenal dengan nama ilmiah Grifola frondosa, berasal dari pegunungan di timur laut Jepang.

Dalam bahasa Jepang, kata “maitake” berarti jamur menari. Orang Jepang menamai jamur tersebut dengan maitake karena mereka merasa sangat senang sampai ingin menari-nari saat menemukan jamur ini di alam liar.

Jamur ini diyakini sebagai salah satu adaptogen, yaitu tanaman yang bisa membantu tubuh melawan penyakit dan mengatur sistem tubuh yang tidak seimbang sehingga sering dijadikan obat.

Walaupun tumbuh baik di alam liar, jamur ini juga bisa dibudidayakan di halaman rumah.

Sayangnya, jamur ini hanya tumbuh berkembang selama musim gugur berlangsung.

Oleh sebab itu, jamur ini menjadi salah satu makanan favorit di Jepang selama musim tersebut.

Jamur maitake juga memiliki potensi khasiat lain, seperti dilaporkan untuk melawan sel kanker, mengendalikan kolesterol, menjaga kesehatan imun, hingga mengontrol tekanan darah.

Baca Juga: Cukup Letakkan Merica di Bawah Tempat Tidur Anda, Hal 'Ajaib' Ini Akan Terjadi!

3. Jamur tiram

Jamur tiram adalah salah satu tipe jamur yang aman untuk dimakan. Rasanya yang lezat, menjadikannya sangat mudah diolah, walau dicampur ke dalam makanan lainnya.

Selain digoreng dengan tepung, jamur tiram juga bisa ditumis atau dimasak menjadi sup bersama sayur-sayuran lainnya.

Bahkan, beberapa orang juga gemar mengolahnya menjadi pepes jamur.

Selain menjadi santapan yang lezat, jamur tiram juga digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit.

Contohnya masyarakat di Cina, yang memanfaatkan jamur tiram sebagai obat yang ampuh untuk kesehatan tubuh.

Jamur yang kaya nutrisi namun rendah gula ini memiliki beragam potensi manfaat kesehatan, seperti mengendalikan kolesterol, menjaga kesehatan jantung, bahkan mengandung senyawa yang berpotensi untuk melawan sel kanker.

Jamur tiram seberat 100 gram (gr) dapat menyumbang 30 kalori energi, 1,9 gr protein, 0,1 gr lemak, 5,5 gr karbohidrat, serta 3,6 gr serat.

Hal ini membuat jamur tiram sebagai makanan rendah kalori, yang aman dikonsumsi dalam program menurunkan berat badan.

Jamur tiram juga mengandung nutrisi penting, seperti zinc, zat besi, kalium, fosforus, vitamin C, asam folat, vitamin B1, B2, dan B3, ditambah sejumlah zat yang dianggap bisa memengaruhi kesehatan manusia.

Sebut saja seratnya, beta-glukan, dan polisakarida. Jamur tiram bahkan mengandung senyawa yang dapat bertindak sebagai imunomodulator, untuk membantu menjaga daya tahan tubuh.

Baca Juga: Terjangkit Covid-19, Aktor Ini Alami Sejumlah Komplikasi, Jamur di Paru-paru, Stroke, Koma, hingga Kakinya Harus Diamputasi, Sang Istri: Mohon Doanya!

4. Jamur kancing dan jamur portobello

Apabila kamu pecinta capcay, kamu mungkin sering menemukan jamur kancing.

Jamur ini memang memiliki rasa yang gurih dan bisa dicampurkan ke berbagai hidangan.

Jamur kancing (Agaricus bisporus) merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia.

Jamur ini memiliki batang yang kecil, tudung yang lembut, dan rasa yang ringan.

Saat masih muda, jamur ini berwarna putih sehingga disebut sebagai white mushroom.

Kemudian, jamur putih akan menjelma menjadi jamur portobello saat berusia ‘matang’ dengan sempurna.

Jamur portobello cenderung lebih besar dan lebih gelap.

Setelah menjadi portobello, teksturnya yang padat dan berair membuat jamur ini kerap dikonsumsi saat pesta barbeque atau dijadikan salah satu topping dalam pizza.

Baca Juga: Waspadalah, Kebiasaan Sepele yang Sering Kita Lakukan Ini Dapat Berujung Fatal Seperti Telinga Bocah Ini yang Ditumbuhi Jamur, Simak Pencegahannya

Jamur kancing yang segar memiliki masa hidup yang sebentar, yakni 3-4 hari.

Oleh sebab itu, jamur ini sering dijual melalui pengalengan, pengeringan, atau pembekuan.

Apabila membeli produk jamur kancing yang dikeringkan, kamu bisa merendamnya dalam air untuk membuatnya kembali basah.

Seperti kebanyakan jamur lainnya, jamur kancing juga cenderung rendah kalori. Jamur ini dilaporkan memiliki sifat antikanker serta mengendalikan gula darah.

Kandungan polisakarida pada jamur ini juga berpotensi untuk menjaga kesehatan pencernaan, karena bisa menjadi makanan untuk bakteri baik.

5. Jamur merang

Jamur merang merupakan jamur konsumsi banyak tumbuh di wilayah beriklim subtropis, seperti Asia Tenggara.

Jamur ini juga sering digunakan dalam berbagai hidangan khas Asia.

Jamur ini mudah ditemukan di pasar dan dijual segar maupun sudah diawetkan.

Bentuknya bulat lonjong, warnanya kecokelatan dan tumbuh di media merang atau jerami sehingga disebut jamur merang.

Jamur merang mengandung selenium, natrium, zat besi, tembaga, folat, fosfor, vitamin B5, protein, dan serat.

Berdasarkan kandungan inilah, jamur merang dianggap dapat memberikan banyak manfaat bagi orang yang mengonsumsinya.

Baca Juga: Dipenuhi Jamur, Begini Potret Viral Tas dan Sepatu di Mal Malaysia yang Ditinggal Pemilik Selama 2 Bulan Pandemi

6. Jamur kuping

Salah satu jamur yang sering dijadikan hidangan dalam kuah ataupun tumisan adalah jamur kuping.

Meskipun memiliki penampilan yang jelek, tetapi terdapat manfaat jamur kuping bagi kesehatan.

Jamur kuping umum ditemukan dalam hidangan berupa kuah ataupun tumisan, teksturnya yang kenyal dan warnanya yang hitam membuatnya belum tentu disukai oleh semua orang.

Namun, jangan salah, terdapat manfaat jamur kuping bagi kesehatan yang perlu dipertimbangkan.

Jamur kuping tidak hanya rendah kalori dan lemak, tetapi juga kaya akan serat, antioksidan, asam omega, riboflavin, selenium, dan vitamin B5 yang baik untuk kesehatan.

Jika dibandingkan dengan jamur lainnya, jamur kuping memiliki kandungan mineral yang lebih banyak dari jamur lain pada umumnya.

Selain senyawa mineral, jamur kuping memiliki kandungan protein yang lebih banyak dari jamur lainnya.

Tidak hanya itu, kandungan lemak dalam jamur kuping lebih sedikit daripada jamur lainnya.

Namun, jamur kuping hanya memiliki sedikit kandungan senyawa potasium di dalamnya.

Jamur kuping juga tidak mengandung vitamin D dan hanya memiliki kandungan vitamin B.

Kamu dapat memasak jamur kuping dan menjadikannya tambahan hidangan tumisan ataupun kuah, serta mencampurkannya ke dalam salad.

Baca Juga: Jarang Diperhatikan, Ternyata Warna Lidah Bisa Bantu Deteksi Penyakit, Inilah 7 Warna Lidah dan Artinya Bagi Kondisi Kesehatan

7. Jamur truffle

Dibanding jamur lain, jamur truffle mungkin jarang kita temukan di supermarket. Ini karena jamur truffle termasuk salah satu makanan mewah dan langka.

Satu kilogram jamur truffle harganya bisa mencapai puluhan jutaan rupiah. Alasan jamur truffle mahal adalah karena jamur ini langka dan sulit dicari.

Karenanya jamur ini biasanya hanya ditambahkan dalam makanan sebagai penambah cita rasa.

Berbeda dari jamur lain, jamur truffle sulit dibudidayakan karena jamur ini tumbuh liar dan hanya tumbuh di tempat tertentu di dekat tumbuhan tertentu.

Di dunia, tempat populer di mana jamur truffle banyak ditemukan adalah Italia, Prancis, dan Austaralia.

Untuk menemukan jamur truffle, petani memerlukan bantuan babi atau anjing yang punya penciuman tajam.

Jamur truffle rupanya kaya karbohidrat, protein dan serat. Dalam jamur truffle juga ada asam lemak jenuh dan tak jenuh, vitamin C, fosfor, sodium, kalsium, magnesium, mangan, dan zat besi.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa jamur truffle bisa menjadi sumber protein lengkap karena mengandung sembilan jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh.

Baca Juga: Jika Berhasil Lolos dari Kematian, Orang yang Mengidap Meningitis Bisa Terancam Kehilangan Ingatan dan Puluhan Masalah Kesehatan Lain

8. Jamur chaga

Jamur chaga merupakan jamur yang umumnya tumbuh di area yang dingin. Bentuknya yang ‘tak menawan’ berkebalikan dengan nutrisi dan khasiatnya.

Jamur chaga juga sering dijual dalam bentuk bubuk. Jamur chaga atau yang nama latinnya Inonotus obliquus biasanya tumbuh terutama pada kulit pohon birch di iklim dingin seperti Eropa Utara, Siberia, Rusia, Korea, Kanada Utara dan Alaska.

Chaga yang bertekstur keras ini disebut-sebut sebagai antioksidan alami. Bentuknya mirip dengan rumpun arang dibakar, kira-kira berukuran 25 hingga 38 sentimeter.

Namun, bagian dalamnya mengandung inti lunak oranye. Riset terkait jamur chaga masih terus berlanjut.

Beberapa potensi manfaat dari jamur ini termasuk meningkatkan daya tahan tubuh, melawan peradangan, melawan sel kanker, hingga mengendalikan gula darah.

Jamur chaga juga memiliki potensi untuk mengontrol kolesterol.

Baca Juga: Kenali Gejala Sariawan pada Bayi dan Anak-anak dan Ini Cara Mengobati Serta Pencegahannya

9. Jamur lingzhi

Jamur lingzhi dikenal juga dengan nama jamur reishi dan Ganoderma lucidum. Jamur ini berukuran besar, berwarna gelap, dan memiliki efek mengkilap.

Jamur lingzhi tumbuh di berbagai wilayah Asia, bahkan telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional Tiongkok.

Jamur lingzhi mengandung 400 senyawa bioaktif yang memiliki sejumlah efek potensial pada kesehatan, seperti triterpenoid, polisakarida, dan peptidoglikan.

Jamur tersebut dapat langsung dikonsumsi setelah dipetik, namun juga bisa diekstrak menjadi bubuk, suplemen makanan, dan teh.

Selain disantap sebagai sayur, jamur Ganoderma yang diolah menjadi bubuk maupun ekstrak serta dikonsumsi sebagai minuman.

Selain itu, jamur ini juga dapat diolah menjadi campuran kopi maupun sirup Ganoderma.

Di Indonesia sendiri, budidaya Ganoderma ada di berbagai daerah, seperti Bandung, Jepara, Temanggung, Sukoharjo, hingga Gunung Kidul yang telah mengembangkan jamur kaya khasiat ini.

Baca Juga: Hadapi Corona: Ini Cara Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh Selama Pandemi Virus Corona, Salah Satunya dengan Prebiotik

Cara mengolah jamur yang bisa dimakan

Jamur merupakan panganan yang sangat fleksibel. Jamur bisa diolah dengan berbagai cara dan mencampurkannya dengan berbagai variasi makanan lain.

Misalnya, irisan jamur bisa dimasukkan ke salad, dipanggang, atau ditumis. Kita juga bisa mencampurkan jamur ke sup, sandwich, atau mungkin masakan Italia seperti pasta.

Jamur Portobello sering disajikan sebagai "steak" karena teksturnya yang seperti daging, terutama bagi mereka yang tidak mengonsumsi panganan hewani.

Apa pun cara yang Anda gunakan untuk mengolah jamur, makanan ini bisa menyumbang citarasa pada sajian di rumah. (Wisnubrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Hanya Enoki, Ini Jenis Jamur yang Bisa Dimakan"

Baca Juga: Hadapi Corona: Ini 12 Makanan Teratas Untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anda, Salah Satunya Bawang Putih

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait