Find Us On Social Media :

Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, AS Kerahkan 375.000 Tentara dan 60% dari Kapal Perangnya di Laut China Selatan, China: Perang Bisa Terjadi Kapan Saja

By Mentari DP, Kamis, 25 Juni 2020 | 09:05 WIB

Konflik AS-China di Laut China Selatan.

Intisari-Online.com - Nampaknya militer China sangat sibuk akhir-akhir ini.

Bagaimana tidak. Pasca bentrokan dengan India, hubungan kedua negara memanas.

Apalagi pihak India dilaporkan tak segan-segan menurunkan pasukan militernya.

Seolah belum selesai, kini giliran militer Amerika Serikat (AS) yang mengancam  militer China.

Baca Juga: Baru Saja Sepakat untuk Damai, China Malah Klaim Lembah Galwan Sebagai Kedaulatan Sah Mereka, India: 'Sangat Tidak Mendasar'

Dilaporkan oleh kontan.co.id yang mengutip dari AFP pada Kamis (25/6/2020), jumlah militer Amerika Serikat (AS) di wilayah Asia-Pasifik meningkat.

Bahkan jumlahnya lebih besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini lantas meningkatkan risiko terjadinya gesekan dengan militer China di kawasan, seorang pejabat senior China mengatakan hal tersebut pada hari Selasa seperti dilansir AFP pada Selasa (23/6/2020).

Baca Juga: Bunuh Suami dan Anak Tirinya, Aulia Kesuma dan Putranya Dihukum Mati: Begini Urutan Hukuman Eksekusi Mati di Indonesia, Narapidana Harus Mati Dalam 1 Menit

Ketegangan antara dua negara superpower ini meningkat di berbagai bidang sejak Presiden AS Donald Trump berada di pucuk kekuasaan pada 2017.

Di mana kedua negara saling melenturkan otot diplomatik dan militer mereka.

Operasi reguler angkatan laut AS di Laut China Selatan untuk menjamin kebebasan navigasi, merupakan tempat di mana China dan negara-negara tetangganya saling bersaing memperebutkan wilayah tersebut.

Lntas hal ini telah membuat Beijing berang dan dalam sejumlah kesempatan angkatan laut China biasanya memperingatkan kapal-kapal perang AS.

Sementara itu, Beijing juga telah membuat marah negara-negara lain.

Karena mereka membangun pulau-pulau buatan dengan instalasi militer di beberapa tempat di Laut China Selatan.

Presiden Institut Nasional Studi Laut China Selatan, Wu Schicun, mengatakan, pengerahan militer AS secara besar-besaran di kawasan Asia Pasifik belum pernah terjadi sebelumnya.

Karena itu, lembaga think tank China ini mengatakan, kemungkinan terjadinya insiden militer atau tembakan yang tak disengaja meningkat.

"Jika krisis meletus, dampak pada hubungan bilateral akan menjadi bencana besar," ucapnya.

Dalam sebuah laporan yang dipresentasikannya, Wu mengatakan, AS telah mengerahkan 375.000 tentara dan 60% dari kapal perangnya di kawasan Indo-Pasifik.

Di mana tiga kapal induk AS telah dikirim di kawasan Asia Pasifik saat ini.

Baca Juga: Terkait Konflik Laut China Selatan, Indonesia Telah Tegaskan Posisinya dan Tolak Tawaran China, 'Tak Ada yang Bisa Dinegosiasikan dengan China'

 

Sebagai perbandingan, selama delapan tahun masa jabatan Presiden AS Barack Obama, angkatan laut AS hanya melakukan empat kali operasi kebebasan navigasi di wilayah tersebut.

Sementara selama masa pemerintahan Trump yang belum genap empat tahun, angkatan laut AS sudah 22 kali melakukan operasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan.

Untuk itu, ia menyarankan agar militer kedua negara meningkatkan komunikasi untuk mencegah kesalahpahaman strategis dan salah perhitungan.

Selain itu, pertemuan militer tingkat tinggi juga harus dilanjutkan, saluran telepon langsung harus dibuka dan manuver angkatan laut bersama harus dilakukan, katanya.

Laporan itu mengatakan China tidak menganggap Amerika Serikat sebagai saingan potensial atau membayangkan perang dingin atau panas baru dengan AS.

Dokumen itu memperingatkan bahwa memburuknya hubungan militer akan secara substansial meningkatkan kemungkinan insiden berbahaya, konflik atau bahkan krisis.

(Noverius Laoli)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "AS kerahkan militer secara besar-besaran di Laut China Selatan, begini respons China")

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Virus Corona, Presiden China Minta Pasukannya Siap Perang, Ternyata Segini Besar Kekuatan Militer China, Hanya Kalah dari 2 Negara Ini!