Hubungan China dan Amerika Makin Memanas, Diprediksi Akan Bentrok di Laut China Selatan, Ternyata Pemicunya Berawal dari Tindakan Amerika Ini

Khaerunisa

Penulis

Bukannya membaik, justru dua negara adidaya ini semakin kehilangan kepercayaan satu sama lain. Hal itu diungkapkan Wu Shicun

Intisari-Online.com - Hubungan antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas.

Melansir 24h.com (24/6/2020), Bukannya membaik, justru dua negara adidaya ini semakin kehilangan kepercayaan satu sama lain.

Hal itu diungkapkan Wu Shicun, presiden Lembaga Penelitian Laut China Selatan.

Ia pun mengatakan bahwa Beijing dan Washington bersaing di berbagai bidang.

Baca Juga: Di Perbatasan Bentrok dengan India, di Laut Bentrok dengan AS, China Masih Berencana Melakukan Serangan Besar-Besaran Ke Jepang, Mengapa?

Sementara itu, hilangnya kepercayaan diantara dua negara tersebut mengakibatkan adanya penutupan banyak saluran komunikasi antar pemerintah.

Meski kondisi tersebut telah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.

Menurut sebuah laporan tentang kehadiran militer AS di kawasan Asia-Pasifik, saluran komunikasi militer AS-China telah menurun tajam sejak 2018.

Hal yang memicu situasi menjadi demikian ternyata berawal dari tindakan AS.

Baca Juga: Kasus Gojek PHK 430 Karyawannya:Catat! Ini Perbedaan Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK

Dua tahun lalu, Amerika Serikat membatalkan keputusannya untuk mengundang China berpartisipasi dalam latihan multinasional skala besar di RIMPAC, dan situasinya belum berkembang menjadi lebih baik sejak saat itu.

Namun, AS sendiri mengatakan bahwa tindakannya adalah tanggapan trhadap militer China yang mengirim rudal dan pembom ke Laut China Selatan.

Melihat perkembangan hubungan kedua negara tersebut belakangan ini, Wu berpendapat bahwa risiko perang pun meningkat.

"Saya pikir risiko perang meningkat, terutama setelah pertemuan antara perusak rudal USS Decatur dan Lanzhou China pada September," katanya.

Baca Juga: Bolak-balik Masuk Penjara, Ternyata John Kei Miliki Kekayaan Miliaran Rupiah hingga Punya 600 Anak Buah, 'Jika Saya Suruh Pergi ke Neraka, Mereka Pergi ke Neraka'

Kedua kapal perang AS-Cina itu kemudian ditutup pada jarak hanya 41 meter, berpotensi bertabrakan.

“Jika situasinya di luar kendali dan terjadi krisis, hubungan bilateral akan sangat terpengaruh. Itulah alasan dialog, ”kata Wu.

Namun di tengah meningkatnya ketegangan AS-Cina, untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin, tiga kapal induk berbobot 100.000 ton muncul bersamaan di Pasifik.

Baru-baru ini, pesawat militer AS, Cina dan Taiwan juga sering muncul di Selat Taiwan, meningkatkan ketegangan.

Baca Juga: Wanita Ini Mengalami Kondisi Misterius yang Membuatnya Tak Dapat Bicara Selama 2 Bulan, Sekalinya Bisa Bicara Lagi Justru Terjadi Hal Mencengangkan

Zhu Feng, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Nanning, mengatakan saluran komunikasi saat ini tidak cukup bagi kedua negara untuk mempertahankan kendali atas setiap pertemuan.

Kedua negara harus menemukan cara yang lebih efektif untuk mengelola krisis.

"Saya prihatin bahwa pasukan militer AS dan Cina sengaja muncul di Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan, baik di laut maupun di udara," kata Zhu.

Baca Juga: Bisa Fatal Akibatnya, Jangan Lagi Mencuci Daging Ayam Mentah Sebelum Dimasak, Ini Penjelasannya

"Berurusan dengan pertemuan itu bukan hanya tentang bergerak dengan aman, menjaga jarak, tetapi juga menunjukkan keyakinan strategis dan politik satu sama lain."

Para pejabat militer Cina belum melihat rekan AS mereka sejak 2017, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

"Saya pikir militer kedua negara harus aktif terlibat dalam dialog, bertukar informasi, menjadi akrab satu sama lain, menghilangkan rumor," kata Zhu.

Baca Juga: Setelah Mendadak Mundur, Mahathir Ingin Kembali Jadi Perdana Menteri Malaysia untuk Ketiga Kalinya, Alasannya?

Artikel Terkait