Membabi Buta, Diktator Adolf Hitler Perintahkan Pasukannya Bertindak Layaknya Gangster, Nyawa Rekan Sendiri dan Jutaan Warga Yahudi pun Melayang

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Pada awalnya, ketika mulai meniti karier dan kekuasaannya melalui Partai Nazi, Adolf Hitler memiliki dua unit pengawal pribadi.

Intisari-Online.com -Pada awalnya, ketika mulai meniti karier dan kekuasaannya melalui Partai Nazi, Adolf Hitler memiliki dua unit pengawal pribadi yakni SA (Sturmabteilung) dan SS (Schutzztaffel).

Tapi dalam perkembangannya antara SA dan SS malah saling bersaing, apalagi Hitler ternyata lebih percaya kepada SS.

SA sebagai pioner pengawal pribadi Hitler merasa iri telah ditinggalkan, sementara pemimpinnya Ernst Roehm dikenal ambisius.

Ia mengusulkan pembentukan “Tentara Rakyat” yang mencakup SA, SS, dan pasukan reguler Jerman (Reichswehr).

Baca Juga: 300 Jenazah Orang Yahudi Sudah Diterbangkan ke Israel dari Luar Negeri Meski Perjalanan Udara Terhenti Karena Covid-19, Ternyata Alasan Kuat Ini Jadi Dasarnya

Tapi upaya Roehm itu malah membuat Hitler curiga karena dirinya merasa disaingi.

Bukan hanya Hitler yang mencurigainya, tentara reguler pun rupanya juga tidak senang.

Untuk memperoleh kepercayaan dari Reichswehr, Hitler harus bertindak cepat untuk menghentikan ambisi Roehm dan kawan-kawannya dari SA.

Untuk itu Hitler diam-diam memerintahkan salah seorang kepercayaannya, Josef “Sepp” Dietrich untuk memimpin aksi kilat dan brutal terhadap pimpinan SA.

Baca Juga: Bak Pakai Kacamata Kuda, Hitler Tetap Gelar Operasi Barbarossa Meski Tahu Soviet Punya 3 Senjata Pamungkas Ini, yang Bikin Tentara Nazi Binasa

Pasukan SS digerakan pada 30 Juni 1934 untuk menangkapi dan menghabisi pimpinan SA yang kesetiaannya diragukan oleh Hitler.

Sejumlah pimpinan SA langsung ditembak di tempat, sementara Roehm dijebloskan ke penjara Stadelheim, tempat ia pernah dibui karena membantu Hitler dalam kudeta gagal tahun 1923.

Di sini, ia dipaksa membuka bajunya, dan dengan bertelanjang dada menghadapi Dietrich dan orang-orang lain yang dikenalnya, yang kini bertindak sebagai algojo.

Roehm hanya sempat berkata, “Oh,mein Fuhrer,” sebelum tubuhnya dihujani peluru.

Baca Juga: Dijadikan Tangan Kanannya di Nazi, Hitler Justru Tunjukan Dendam Kesumat pada Sosok Ini dalam Surat Wasiat yang Khusus Ditulisnya Sebelum Bunuh Diri

Berapa pimpinan SA yang terbunuh hari itu, tidak pernah jelas karena eksekusinya dilakukan di berbagai tempat yang berlainan.

Pembersihan terhadap Roehm serta elemen yang tidak disukai Hitler menunjukkan bahwa pemerintahan Nazi tak ubahnya seperti ‘pemerintahan gangster’ yang saling bunuh di antara bekas teman sendiri.

Peristiwa teror dan pembantaian tersebut kemudian dikenal sebagai The Night of the Long Knives alias Malam Pisau Panjang.

Tetapi peristiwa ini sekaligus menunjukkan betapa pasukan SS membuktikan loyalitas total mereka dengan menjalankan perintah secara membuta.

Baca Juga: Kim Jong Un Selalu Bawa Toilet Pribadi Saat Pergi, Ternyata Ia Sangat Takut Kotorannya Diambil Orang, Alasannya?

Hitler pun semakin yakin bahwa SS yang dibangun Himmler, benar-benar dapat diandalkan sebagai bentengnya untuk menghadapi setiap musuh.

Hitler menyatakan kini SS sepenuhnya menjadi bagian independen dari Partai Nazi, dan tidak lagi di bawah SA yang baru dihajarnya itu.

Keluar sebagai pemenang atas SA yang merupakan bekas induknya, SS pun semakin meningkatkan organisasi dan kekuatannya.

Loyalitas fanatik terhadap Hitler terus ditanamkan dalam-dalam.

Baca Juga: Diancam Adik Kim Jong-Un, Korea Selatan Gelar Rapat Darurat, 'Ivanka Trump dari Korea Utara' Ini Lebih Kejam dari Kakaknya dan Jadi Otak di Balik Kekuatannya?

Karena itu tak heran bila bunyi sumpah setiap SS adalah, “Saya bersumpah kepadamu, Adolf Hitler, sebagai Pemimpin dan Kanselir Reich, kesetiaan dan keberanian.”

“Saya bersumpah kepadamu, dan mereka yang kau tunjuk untuk memimpin saya, kepatuhan sampai mati. Karena itu bantulah saya ya Tuhan.”

Sumpah ini sungguh-sungguh hanya tertuju bagi pribadi Hitler, bukannya kepada negara atau pun angkatan perangnya.

Tatkala memenangkan pertarungan dengan SA, kekuatan SS telah mencapai sekitar 200 ribu orang.

Baca Juga: Ejek Pesawat Indonesia, Menhan Malaysia Malah Sedang Kebingungan Cari Armada Tambahan Lantaran Negaranya Kurang Duit, Akhirnya Pilih Modif Pesawat Lama

Jumlah ini akan menjadi 240 ribu saat Perang Dunia II pecah.

Sewaktu Jerman kalah tahun 1945, masih terdapat sekitar satu juta personel SS yang bersenjata.

Heinrich Himmler yang perawakannya sendiri tidak mengesankan, menetapkan kriteria ketat bagi para calon anggota SS.

Ia ingin agar pasukan istimewa ini menyerupai para Pengawal Proetoria di zaman Kekaisaran Romawi dulu.

Karena itu Himmler menerapkan para calon sukarelawan anggota SS harus berusia antara 17 sampai 22 tahun, dengan tinggi badan mencapai minimal 178 cm untuk pasukan kawal pribadi Hitler atau Leibstandarte SS Adolf Hitler.

Sedangkan untuk pasukan SS lainnya minimum 174 cm, dan untuk pasukan perintis, sinyal, serta musik boleh 172 cm.

Berbagai persyaratan ketat lainnya juga harus dipenuhi, seperti harus orang Jerman asli yang mampu menunjukkan asal usul keturunan sebelumnya hingga tahun 1800.

Baca Juga: Covid Hari Ini 16 Juni 2020: Tak Boleh Diremehkan, 'Orang Tanpa Gejala' Jadi Ancaman Penyebaran Covid-19, Begini Cara Pencegahannya

Punya pandangan kenazian, tidak berkacamata, tidak punya gangguan kesehatan fisik dan mental lainnya, telah merampungkan kewajiban tugas dalam korps pekerja atau RAD (Reich Arbeitsdienst), tidak punya catatan kriminal, dan lainnya.

Himmler menggariskan, dari wajah para calon, tidak boleh ada yang menyerupai atau memiliki karakteristik orang Slav atau Mongol.

“Karena di mata orang Jerman, berwajah semacam itu lucu dan sering menimbulkan kesan seperti orang asing,” kata Himmler yang menekankan “kearyaan” para calon SS-nya.

Selain itu para anggota SS pun harus menurunkan anak-anak Arya yang cakap dan sehat, guna melanjutkan masa depan Jerman Nazi yang telah diproklamirkan Hitler akan berumur hingga seribu tahun.

Karena itu setiap wanita yang akan menikah dengan anggota SS pun diwajibkan menunjukkan asal usul nenek moyangnya untuk diteliti oleh Hitler.

Himmler sendiri diberi pangkat Reichfuhrer- SS yang dalam ketentaraan reguler disejajarkan dengan Field Marshal (Inggris) atau General of the Army (AD Amerika).

Baca Juga: Bisa Jadi Kombinasi Berbahaya di Masa Depan, Inilah 9 Negara Pemilik 13.400 Hulu Ledak Nuklir, Siapa Pemilik Terbanyak?

Selain memimpin SS, Himmler juga berkuasa atas polisi rahasia atau Gestapo, Geheime Staatspolizei.

Terhadap mereka yang dianggap menentang ideologi Nazi , ia membuka kamp konsentrasi di Dachau untuk “mendidik kembali” para musuh politik.

Kamp semacam ini kemudian ditambah di Buchenwald dan Sachsenhausen.

Kamp-kamp reedukasi yang dijaga SS ini nantinya berubah fungsi menjadi kamp pembantaian orang Yahudi pada masa Holocaust.

Jutaan warga Yahudi tewas akibat kekejaman dan kebrutalan pasukan SS yang sangat fanantik terhadap Hitler itu. (Moh Habib Asyhad)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait