Find Us On Social Media :

Ahli Ingatkan China Agar Belajar Memimpin dan 'Berbagi' Terkait Kekayaan Alam Laut China Selatan, Kalau Tidak, Harus Was-was Konflik Tidak Akan Berakhir

By Maymunah Nasution, Senin, 15 Juni 2020 | 12:58 WIB

Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan

Intisari-online.com - Seorang pensiunan inspektur maritim Zhang Jie tidak percaya betapa banyak kepulauan Spratly berubah belakangan ini.

Mantan direktur deputi Hainan Maritime Safety Administration mengatakan dahulu ia perlu dua hari dua malam untuk pergi dari kantornya di Sanya, kota paling ujung selatan di provinsi China, ke kepulauan Laut China Selatan.

"Satu-satunya opsi adalah dengan gunakan perahu atau kapal," ujarnya.

Namun keadaan mulai berubah pada tahun 2013, saat Beijing lakukan pembangunan pulau dan pengembangan infrastruktur untuk mengubah pulau kecil menjadi pusat penelitian maritim.

Baca Juga: Bayangan Hitam Pandemi: Hantu yang Mengikuti Sampai Generasi Selanjutnya Seperti Pandemi Flu Spanyol dan Pes Bubo, Apakah Pandemi Covid-19 Akan Berdampak Demikian?

Juga, China mulai mengubahnya menjadi pangkalan militer, yang membuat negara-negara tertangga mulai panik.

Melansir South China Morning Post, Zhang sebutkan "aku terkejut melihat gambar pesawat sipil mendarat di Fiery Cross Reef tahun 2016 yang dahulunya hanyalah batu kecil menonjol dari laut saat kukunjungi beberapa tahun sebelumnya."

"Luar biasa mereka mengubahnya menjadi pulau sepanjang 3000 meter."

Sejak penerbangan pertama itu, pengembangan pulau Spratly terus berlanjut.

Baca Juga: Mengejutkan, Setelah Ular Dipijit-pijit Lantaran Lemas Tak Berdaya, Petani yang Temukan Ular Piton 'Raksasa' Ini Jadi Memecahkan Misteri dalam Hidupnya