Find Us On Social Media :

Dikenal Sebagai Negara yang Suka Memberi Utang di Mana-mana, China Terancam Alami Kebangrutan dan Kekurangan Uang Pada Masa Covid-19, Ini Penyebabnya

By Afif Khoirul M, Kamis, 21 Mei 2020 | 14:31 WIB

Ilustrasi - China terancam bangkrut di tengah pandemi Covid-19.

Padahan tujuan China memberikan utang, adalah untuk memberikan pengaruh citra sebagai pemimpin dunia dan dalam masa pendemi ini sangat berpengaruh besar.

"Dalam hal ini Tiongkok dirugikan, jika tekad untuk mengambil tagihan, dan negara tersebut tidak bisa membayar, China akan mengambil aset strategis di negara yang tidak mampu," jelas Andrew Small, anggota senior dana Marshall Jerman.

Hal itu akan mempengaruhi reputasi Tiongkok di mata dunia, mempertanyakan tanggung jawab China sebagai negara penyebab bencana global ini.

Sementara itu, China diketahui telah membelanjakan 2 miliar dollar (Rp29 triliun) untuk mencegah epidemi.

Sedangkan, China telah meminjamkan setidaknya 350 miliar dollar AS (Rp5.148 triliun) ke banyak negara, sekitar setengah jumlah dari negara peminjam ekonominya sangat terpukul.

"Mengurangi utang, mungkin paling efektif yang bisa dilakukan China, masih ada untung alih-alih menghapus utang," kata Tong Vi, pejabat departemen penelitian Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Beberapa orang China mulai mempertanyakan, apakah uang yang mereka hasilkan akan terbuang sia-sia di luar negeri.

Tiongkok dikenal mengenakan suku bunga tinggi, dan jatuh tempo yang pendek ketika memberikan pinjaman, namun China mudah memberikan pinjaman asal diberi jaminan aset nasional penting.

Baca Juga: Inilah 3 Negara Asia yang Berhasil Taklukkan Covid-19, Ternyata Hanya Menerapkan Cara yang Sederhana Bahkan Indonesia Bisa Menirunya