Penulis
Intisari-Online.com - Biasanya ASI diberikan kepada anak selama 6 bulan hingga 2 tahun, setelah itu mereka akan disapih.
Namun, rupanya ada juga ibu yang memberikan ASI lebih dari waktu tersebut.
Seperti seorang ibu di Michigan, Amerika Serikat ini.
Melansir The Sun (19/5/2020), Wanita bernama Laura Smith (25) ini menyusui putranya yang berusia 5 tahun dan 2 tahun, kadang pada saat yang bersamaan.
Dia tidak berencana untuk berhenti, meskipun orang-orang di sekitarnya tak jarang mengkritik.
Laura menyusui dua putranya hingga tiga kali sehari.
Dari kebiasaannya itu, ibu dua anak ini mengklaim bahwa putranya tidak pernah terserang flu atau mengunjungi dokter umum berkat nutrisi dalam ASI-nya.
Meskipun demikian, Laura menerima tatapan kotor dari orang asing ketika dia menyusui di depan umum, dan ingin mematahkan stigma seputar pemberian ASI yang lama.
Laura tidak begitu menghiraukan pandangan orang-orang, justru dia ingin mendorong ibu lainnya melakukan hal yang sama seperti dirinya.
"Saya ingin mendorong lebih banyak ibu untuk merawat anak-anak mereka, berapa pun usianya.
“Putra-putra saya dalam kondisi kesehatan yang sangat baik dan kami memiliki ikatan khusus karena ini," katanya.
Laura mengungkapkan batasnya untuk memberikan ASI kepada sang buah hati hingga 8 tahun, namun juga tak akan melarang jika anak-anaknya menginginkan lebih dari itu.
Baca Juga: Hadiah Untuk Bumi: Memuliakan Kembali Bumi Kita Meski Bumi Tidak Pernah Memintanya
Dia mengatakan akan berhenti menyusui saat anak-anaknya sendiri sudah siap melakukannya.
"Saya pikir batas pribadi saya sendiri untuk memberi makan putra saya akan sampai delapan, tetapi jika mereka masih tidak ingin berhenti maka saya tidak akan mengatakan tidak kepada mereka.
"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti apa yang akan terjadi. Aku tidak akan bangun suatu hari dan berpikir ini membuatku jijik, hanya ketika mereka siap untuk berhenti maka aku akan," jelasnya.
Pada Mei 2015, Laura dan suaminya, Zane, 28, seorang auditor internal, menyambut bayi pertama mereka, Joel.
Sebenarnya dia pun pernah mendengar bahwa dokter merekomendasikan untuk berhenti menyusui bayi pada usia 6 tahun, namun saat sang anak mencapai usia tersebut rupanya ia tidak bisa.
Pasalnya, ia dan saudaranya pun dibesarkan dengan ASI lebih dari 6 bulan, bahkan sampai usia 4 hingga 5 tahun.
"Tapi ketika Joel melewati titik itu, tidak mungkin aku berhenti.
“Ibuku menyusui saya dan empat saudara kandung saya sampai kami berusia empat dan lima tahun. Jadi pemberian ASI dalam waktu lama berjalan di keluarga saya." katanya.
Meski memberikan ASI kepada putra-putranya melebihi usia yang umumnya direkomendasikan, namun Laura tetap melatih anak-anaknya mengonsumsi makanan lain, seperti ubi jalar dan buah-buahan.
“Saya mulai memberinya sedikit ubi jalar, tetapi dia terus memberi makan sampai enam kali sehari.
“Saya tidak punya masalah dengan persediaan ASI saya, jadi saya tahu saya bisa melewati satu tahun.
“Ketika dia berusia delapan bulan, saya memperkenalkan beberapa makanan padat seperti alpukat, apel, dan pir untuk dimakannya di sela-sela pemberiannya," jelasnya.
Selanjutnya, pada 2017 putra keduanya lahir, yaitu Bennet.
Saat iyu putra pertamanya Joel juga belum berhenti meminta menyusu.
“Sangat sulit untuk mengatakan tidak kepada Joel ketika saya perlu memberi makan Bennett.
“Itu adalah ikatan yang hanya kami berdua bagi sampai saat itu. Jadi ada banyak kecemburuan," katanya.
Baca Juga: Jarang Disadari, Puasa Bisa Meningkatkan Imunitas Tubuh Loh!
Takut Joel justru merasa ditinggalkan, maka Laura tetap memberikan ASI kepada putra pertamanya, dengan tetap memberinya makan 3 kali sehari seperti anak-anak lainnya.
Terkait komentar negatif orang-orang, Laura lebih memilih untuk mengabaikannya.
Namun, dia kini menghindari memberi ASI anak-anaknya di tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan karena menurutnya terlalu banyak orang menatapnya.
"Saya tidak ingin berurusan dengan drama. Aku mencoba menunggu sampai kita masuk ke mobil atau pulang," tegasnya.
Menurut Laura, menyusui memiliki manfaat kekebalan yang sangat besar.
Dia menceritakan bahwa kedua anaknya tidak pernah terkena gangguan kesehatan yang sering menyerang anak-anak.
Joel dan Bennett tidak pernah terkena flu, infeksi telinga, atau membutuhkan obat untuk apa pun.
“Orang tidak menyadari berapa banyak vitamin dan nutrisi yang ada dalam ASI. Karena itu, aku belum punya rencana untuk berhenti dulu," katanya.
“Aku tidak akan pernah menyapih susu susuku. Sebaliknya, aku ingin itu menjadi pilihan mereka dan aku hanya akan berhenti ketika mereka sudah siap," sambung Laura.
Meski kecewa dengan pandangan negatif orang-orang, namun Laura berharap suatu saat nanti hal seperti itu tidak terjadi lagi.
“Saya tahu ada stigma besar di sini, tapi saya berharap suatu hari tidak akan ada.
"Aku bukan orang gila yang merawat anakku yang berumur lima tahun, itu adalah hal yang indah yang membuatnya merasa aman dan memberinya stabilitas," jelasnya.
Fakta tentang Menyusui Anak hingga Lebih dari 2 Tahun
Menyusui bayi hingga lebih dari 2 tahun sering dikaitkan dengan diriko karies atau lubang gigi anak.
Namun, melansir Kompas.com (6/7/2017), dr. dr.Supriyatiningsih, Sp.OG menjelaskan ada beberapa penyebab karies, namun menyusu ASI hingga lebih dari 2 tahun tidak termasuk.
Disampaikan oleh dr.Supriyatiningsih, Sp.OG, pemberian ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi dan anak merupakan rekomendasi dari WHO dan Unicef dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, yang juga dipromosikan oleh Kementrian Kesehatan RI.
Dalam rekomendasi itu diarankan agar ibu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, mulai memberikan makanan pendamping ASI yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan, dan tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.
Terkait dengan risiko karies gigi pada balita, disebutkan bahwa menurut penelitian yang dilakukan di Cina terhadap 392 anak dan dimuat dalam jurnal NCBI ditemukan tiga faktor yang jadi penyebab karies dan gigi berlubang pada anak, yaitu terlalu banyak makan permen, tidak menyikat gigi sebelum tidur, dan orangtua tidak membantu menyikat gigi anak.
"Banyak faktor yang dapat memengaruhi masalah karies gigi dan gigi berlubang, selain makanan yang mengandung gula," dalam surat yang diterima Kompas Lifestyle.
Ia pun menjelaskan bahwa banyak penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan antara lama menyusui dengan kejadian karies gigi dan gigi berlubang pada anak.
Sementara itu, mengutip Nakita.id (18/7/2018), Dokter Elizabeth Yohmi SpA, Ketua SATGAS ASI Indonesia, selain menjelaskan tentang pentingnya ASI, ia pun mengatakan bahwa memberikan ASI lebih dari 2 tahun pun memiliki manfaat.
Elizabeth menyebutkan, bila menyusui anak lebih dari 2 tahun sangat berpengaruh kepada kedekatan emosional ibu dan anak.
Selain itu, menyusui juga baik untuk mengurangi risiko kanker payudara.
"Banyak manfaat dari memperpanjang durasi menyusui, namun memang saat anak usia 2 tahun baiknya anak mulai di sounding untuk sapih, agar dia mulai bersiap-siap.
Namun menurutnya, selama ASI masih ada, ASI boleh saja tetap diberikan, meskipun anak telah berusia lebih dari 2 tahun.
Meski begitu ia mengingatkan, bahwa ASI bukan menjadi makanan utama lagi, melainkan sebagai makanan pelengkap saja.