Find Us On Social Media :

12 Mei 1998 Jadi Simbol Perlawanan Mahasiswa pada Orde Baru, Penembak Mahasiswa Trisakti Masih Misteri, Tapi Ini Peluru yang Digunakan

By Mentari DP, Selasa, 12 Mei 2020 | 09:40 WIB

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998.

Peluru itu biasanya digunakan senjata laras panjang jenis Styer atau SS-1.

Saat itu, senjata Styer digunakan oleh satuan Brimob atau Kopassus.

Hasil otopsi Tim Pencari Fakta ABRI juga mengungkap hasil yang sama.

Hal senada juga didapat dari uji balistik di Forensic Technology Inc di Montreal, Kanada.

Namun, Kapolri saat itu, Jenderal Pol Dibyo Widodo membantah anak buahnya menggunakan peluru tajam.

Kapolda Metro Jaya Hamami Nata juga menyatakan bahwa polisi hanya menggunakan tongkat pemukul, peluru kosong, peluru karet, dan gas air mata.

Persidangan terhadap enam terdakwa beberapa tahun kemudian juga tidak dapat mengungkap siapa penembak mahasiswa yang menggunakan peluru tajam dan motifnya.

Enam terdakwa hanya dituduh dengan sengaja tidak menaati perintah atasan.

Misteri penembakan masih menyelimuti sejarah kelam itu.

Akan tetapi, empat mahasiswa yang tewas dalam Tragedi 12 Mei 1998, Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie, tetap dikenang sebagai pahlawan reformasi.

(Bayu Galih)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "20 Tahun Tragedi Trisakti, Apa yang Terjadi pada 12 Mei 1998 Itu?")

Baca Juga: Warga Jakarta yang Tak Pakai Masker Saat Keluar Rumah Akan Didenda Rp250.000, Jika di Filipina Sudah Ditembak Mati!