Find Us On Social Media :

Mengenang Otto Warmbier, Mendiang Sarjana yang Melancong Ke Korea Utara Tapi Justru Dituntut Kerja Paksa 15 Tahun Saat Ia Hendak Pulang, 'Anak Saya Disiksa Kim Jong-Un'

By Maymunah Nasution, Senin, 11 Mei 2020 | 13:24 WIB

Otto Warmbier saat ditangkap oleh Korea Utara setelah mencuri barang ini dan dihukum 15 tahun kerja paksa di Korea Utara

Di Korea Utara, merusak atau mencuri benda-benda dengan nama atau gambar pemimpin Korea Utara dianggap sebagai kejahatan besar oleh pemerintah Korea Utara.

Ia ditangkap pada 2 Januari 2016, salah seorang teman turnya Danny Gratton dari Inggris menyaksikan penangkapan tersebut.

Gratton mengatakan: "tidak ada kata-kata yang diucapkan. Dua penjaga tiba-tiba datang dan menepuk bahu Otto dan membawanya. Aku berkata dengan cukup nervous, 'Yah, kurasa ini terakhir kali kami melihatmu'. Ada ironi sangat besar di kalimat itu. Itu memang kali terakhir aku melihat Otto. Otto tidak melawan, ia tidak terlihat takut. Ia hanya setengah tersenyum."

Saat pesawat grup tur akan tinggalkan terminal, pihak berwenang masuk dan umumkan jika Warmbier sangat sakit dan telah dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Ada 11.000 Lebih Warganya Meninggal Karena Virus Corona, Presiden Brasil Malah Buat Pesta Barbekyu dan Main Jetski, Warga Brasil: Dia Sungguh Keji!

Selanjutnya media pemerintah Korea Utara KCN mengumumkan jika Warmbier telah melakukan tindakan kekerasan terhadap negara tersebut, tanpa menjelaskan detail lebih jauh lagi.

Korea Utara menolah untuk menjelaskan apa hukuma yang akan menimpa Warmbier atas tindakan usilnya.

Meski begitu, juru bicara Young Pioneer mengatakan kepada Reuters jika telah ada insiden di Hotel Yanggakdo.

Akhirnya dunia melihat Warmbier kembali dalam sebuah video, dengan ia mengatakan di depan par jurnalis jika ia memang mencuir poster propaganda dari daerah terlarang hotel di lantai 2 Hotel Yanggakdo untuk dibawa pulang.

Baca Juga: 'Lah di Sana Ditutup, Ya di Sini Ditutup Juga', Saat Warga Dua Desa Saling Tutup Jalan Akses Masuk, Terungkap Alasannya Konyol