Kenali Bahaya Kelelahan: Didi Kempot Meninggal Dunia Setelah Mengeluh Panas, Saudaranya Menduga 'Godfather of Broken Heart' Ini Kelelahan

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Penyanyi yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart tersebut meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020).

Intisari-Online.com - Kabar duka datang dari dunia musik tanah air.

Penyanyi legenda campursari Didi Kempot meninggal dunia.

Penyanyi yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart tersebut meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) sebagaimana dilansir Tribunnews.

Didi Kempot meninggal dunia pada 07.30 WIB.

Baca Juga: Tergeletak di Jalan Pantura Memeluk Koper, Nenek Asal Kaltim Ini Tak Kuat Lagi Lantaran Kelelahan Jalan Kaki dan Sakit Perut

Kakak kandung Didi Kempot, Lilik mengonfirmasi hal tersebut.

Lilik menyebut, Didi Kempot tak menderita penyakit apa pun.

Pria bernama asli Didi Prasetyo ini meninggal secara mendadak.

Didi awalnya mengeluh panas.

Baca Juga: Temuan Mengejutkan, Dokter Buktikan Covid-19 'Sudah Hadir di Eropa Sejak Desember' dari Peninjauan 24 Kasus Pneumonia Sejak Desember

Didi sempat dilarikan ke rumah sakit.

Lilik mengatakan, Didi sebelumnya sempat menyetir dan beraktivitas lainnya.

Lilik tak menampik, aktivitas Didi Kempot akhir-akhir ini memang padat.

Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi kapan dan di mana Didi Kempot akan dimakamkan.

Baca Juga: 'Horor dan Pembalasan Dendam,' Sebuah Video Ungkap Kekejaman ISIS yang Disebut Buang Jenazah Korbannya ke Jurang Suriah Sedalam 50 Meter

Didi Kempot sebelumnya dilarikan ke RS Kasih Ibu Solo.

Liik menduga sang kakak kelelahan.

Terlepas dari berita duka di atas, faktanya, terlalu banyak bekerja memang akan membuat tubuh menjadi kelelahan parah.

Baca Juga: Sebut Buah Pepaya, Kambing, hingga Burung Puyuh Positif Virus Corona, Presiden Tanzania Tuding Adanya Sabotase Perihal COVID-19

Kondisi ini selanjutnya bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis, bunuh diri, serangan jantung, hingga kanker bisa terjadi ketika seseorang kelelahan karena bekerja.

Sedangkan gangguan fungsi kekebalan tubuh adalah masalah kesehatan utama akibat terlalu banyak bekerja.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menggambarkan hubungan dari jam kerja seseorang dalam seminggu dan risiko serangan jantung.

Baca Juga: Ternyata Memelihara Ayam di Rumah Sama Saja dengan 'Memelihara' Bom Waktu dengan Kekuatan Mematikan, Kok Bisa?

Orang yang bekerja 55 jam seminggu, 16% lebih mungkin meningkatkan risiko serangan jantung bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja 45 jam seminggu.

Sementara mereka yang bekerja 65 jam seminggu melihat risiko mereka meningkat sebesar 33%.

Hal ini didukung oleh laporan dari NCBI, kelelahan berlebihan bisa menjadi sebab kematian mendadak yang dikaitkan dengan rasa tegang yang berkepanjangan selama bekerja atau penyakit jantung.

Baca Juga: Meski Donald Trump Tegaskan Jika Virus Corona Berasal dari Laboratorium China, Intel Five Eyes Justru Tampik Pernyataan Tersebut, 'Tapi Belum Tentu....'

Lalu, sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 oleh jurnal Psychosomatic Medicine mengatakan mereka yang memiliki jenis pekerjaan tinggi memiliki peluang 45% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang memiliki jenis pekerjaan yang rendah. (*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait