Find Us On Social Media :

Pendarahan Lambung Serang Erwin Prasetya Hingga Meninggal, Ketahui Konsumsi Berlebihan Makanan Seperti ini Bisa Merusak Lambung Anda

By Maymunah Nasution, Sabtu, 2 Mei 2020 | 13:25 WIB

Erwin Prasetya, mantan bassist band Dewa 19

Intisari-online.com - Kabar duka kembali menyelimuti warga Indonesia.

Mantan basis Dewa 19 Erwin Prasetya meninggal dunia Sabtu 2/5/2020.

Ia meninggal karena pendarahan lambung.

Kematian Erwin begitu mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga: Pasien Covid-19 yang Tidak Memiliki Gejala, Apakah Akan Sembuh dengan Sendirinya Meskipuan Tidak Melakukan Perawatan Medis?

Sebab ia tidak memiliki riwayat penyakit berat.

Disebutkan oleh istri mendiang, Miranda, Erwin juga seorang yang rajin menjaga kesehatan.

Bahkan, Miranda kerap kali diingatkan oleh Erwin Prasetya untuk mengonsumsi vitamin serta penggunaan masker.

“Dia (Erwin) itu yang paling rajin jaga kesehatan, minum obat, vitamin, dari sekeluarga dia yang paling rajin, ingetin buat minum vitamin dan pakai masker juga,” kata Miranda saat dihubungi, Sabtu (2/5/2020).

Baca Juga: 'Seperti Negeri Antah-berantah,' Begini Cerita Pemudik Menelusuri Jalur Tikus Mudik dari Jakarta ke Jawa Tengah

Tetapi, Miranda mengatakan, kesehatan Erwin Prasetya tiba-tiba menurun pada Kamis (30/4/2020).

“Enggak ada sakit, tiba-tiba drop Kamis pagi, langsung kami bawa ke rumah sakit,” ujar Miranda.

Hingga akhirnya, Erwin Prasetya meninggal dunia di Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, pada Sabtu (2/5/2020) subuh.

Eks basis Dewa 19 ini mengembuskan napas terakhirnya karena penyakit pendarahan lambung.

Baca Juga: Kabar Baik, Remdesivir Sudah Disetujui BPOM AS dan Jepang Untuk Obati Covid-19 Sedangkan Vaksin ini Berhasil Lewati Uji Vaksin Corona, Siap Diproduksi Massal

“Iya benar tadi jam 5 pagi di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Penyebab pendarahan di lambung, tadi pagi kritis pas azan subuh,” tutur Miranda.

Lambung adalah salah satu organ pencernaan yang perawatannya cukup sulit.

Tidak disangka, lambung bisa rusak hanya karena konsumsi makanan terlalu pedas.

Melansir Kompas.com, makanan pedas memang membangkitkan selera sekaligus menimbulkan rasa penasaran.

Baca Juga: Uji Vaksin Corona berhasil, Cobra Biologics Produksi 1.000.000 Dosis Sebulan: 'Kami Beroperasi Jauh Lebih Cepat dari Biasanya'

Tak heran bila produk keripik pedas berlevel terus diburu orang meski saat menyantapkan mulut serasa terbakar.

Namun mereka yang sudah mengalami masalah pencernaan disarankan untuk menghindari produk makanan yang terlalu pedas.

Yang perlu disadari, setiap orang memiliki kepekaan usus berbeda-beda.

Pada mereka yang menderita gangguan pencernaan, menurut dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tidak disarankan terlalu sering mengonsumsi produk makanan yang pedas karena bisa memperburuk masalah pencernaannya.

Baca Juga: Warga Bingung Sekaligus Ngeri, Tiba-tiba Banyak Katak yang Masuk ke Rumah Melalui Toilet dan Wastafel, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

"Hati-hati untuk yang punya masalah pencernaan," katanya dalam surat elektronik.

Ia menceritakan pengalaman pasiennya yang mengalami keluhan lambung setelah mengasup produk keripik pedas.

"Setelah saya teropong ternyata ditemukan luka di lambungnya," imbuhnya.

Konsumsi makanan pedas yang terlalu sering dapat menyebabkan permukaan lambung menjadi rapuh dan mudah mengalami luka.

Baca Juga: Dikabarkan Sakit Pendarahan Lambung, Mantan Basis Dewa 19 Erwin Prasetya Meninggal Dunia di Bulan Puasa ini

Penyakit itu disebut gastritis alias mag, yang terjadi karena adanya peradangan pada lapisan lambung.

Pasalnya, lambung yang sering ditimpa makanan pedas mengakibatkan lapisan-lapisannya menipis dan rentan terkena infeksi.

Untuk masyarakarat yang tetap ingin mengonsumsi makanan super pedas, dr.Ari menganjurkan unuk mencampurnya dengan makanan lain supaya efek pedasnya berkurang.

"Sebaiknya juga siap-siap dengan obat pelindung dinding lambung atau mukoprotektor," katanya.

Baca Juga: Kabar Buruk, Mulai dari Beras hingga Telur Ayam, Presiden Jokowi Umumkan Indonesia Alami Defisit Pangan di Tengah Pandemi COVID-19

Rasa pedas dari cabai berasal dari zat capcaisin, menurut dr.Ari sebenarnya bermanfaat bagi tubuh.

Antara lain sebagai penghilang rasa sakit, anti radang, meningkatkan nafsu makan, serta melancarkan buang air besar.

Tetapi jika berlebihan tentu berbahaya.

"Dalam praktek sehari-hari saya pun tidak pernah melarang orang untuk tidak makan pedas hanya jangan berlebih-lebih dan bagi yang sedang mengalami sakit di ulu hatinya untuk menghindari sementara," paparnya.

Baca Juga: Kim Jong-Un Muncul Kembali Setelah Dikabarkan Kritis, Mungkinkah 2000 Wanita yang Tergabung dalam 'Pasukan Kesenangan' Ini yang Menjadi 'Obatnya'?

Lebih lanjut ia meminta agar produsen makanan pedas memberikan informasi peringatan di kemasan produknya akan gangguan pencernaan.

Ia juga mengharapkan agar rasa pedas dalam produk makanan dibatasi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makanan Terlalu Pedas Merusak Lambung"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini