'Mencuci Otak' hingga Pecah Tangisan Mengharu Biru Saking Kagumnya, Begini Cara Korea Utara Mendoktrin Anak-anak untuk Memuja 'Diktator Korea Utara' Kim Jong Un

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Sedari dini, anak-anak di Korea Utara memang telah diajarkan untuk menghormati para penguasa negara.

Intisari-Online.com - Mengenakan kostum berwarna cerah, riasan wajah, dan senyuman, anak-anak TK di Sinuiju, Korea Utara, mengakhiri pertunjukkan mereka dengan menyanyikan lagu .

Itu adalah sebuah pujian yang ditujukan untuk Kim Jong Un.

Sebelumnya, anak-anak berusia lima dan enam tahun ini, mendendangkan lagu The Voice of My Heart.

Yakni lagu yang memuji Partai Buruh yang sudah menguasai Korea Utara sejak negara tersebut berdiri pada 1948.

Baca Juga: Momen Dramatis saat Para Pekerja Medis Menghadapi Sendiri para Demonstran yang Menolak Lockdown, Lihat Bagaimana Cara Mereka Merespon Intimidasi

Mereka juga menyanyikan We Have Nothing to Envy dan Our Country is the Best, dengan lirik serupa.

Sedari dini, anak-anak di Korea Utara memang telah diajarkan untuk menghormati para penguasa negara.

Sebuah mural dengan gambar pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, dan penerusnya Kim Jong Il, yang dikelilingi oleh anak-anak yang memujanya, berdiri di pintu masuk Taman Kanak-kanak di Sinuiju, perbatasan Korea Utara dengan Tiongkok.

Baca Juga: Swedia Menolak Lockdown Meski Jumlah Kematian Meningkat, Sebut Beberapa Daerah Akan Kebal, Tapi Warganya Justru Khawatir

Kedua pria ini telah lama disebut sebagai Pemimpin Besar.

Potret mereka terpasang di setiap dinding kelas, rumah, dan kantor-kantor di Korea Utara.

Sementara Kim Jong Un yang berkuasa saat ini––generasi ketiga dari keluarga tersebut––dikenal dengan julukan Pemimpin Tertinggi.

"Dari mereka kecil, kami sudah mendidik anak-anak untuk mengenal Pemimpin Besar dan Pemimpin Tertinggi," kata Kang Sun Hui, Kepala Sekolah TK Sinuiju.

Baca Juga: Tembus 8000 Kasus, Singapura Kini Punya Kasus Corona Tertinggi di Asia Tenggara, Tapi Angka Kematiannya Tak Sampai 1 Persen

"Hal paling penting adalah anak-anak tahu dan mengagumi partai, pemimpin, serta bangsa ini."

"Selanjutnya kami menyisipkan nilai-nilai kesetiaan," imbuhnya.

Ketika anak-anak mulai masuk sekolah, "studi revolusioner" adalah bagian penting dari kurikulum.

Baca Juga: Bersepeda Saat Puasa: Kapankah Waktu yang Tepat untuk Bersepeda saat Puasa?

Mereka memulainya dengan mempelajari masa kecil Pemimpin Kim, dua jam setiap minggu.

Dua tahun kemudian, dilanjutkan dengan pembahasan Kim Jong Suk, istri Kim Il Sung dan ibu dari Kim Jong Il.

Pada tahun terakhir sekolah, sekitar seperlima minggu waktu belajar, dikhususkan untuk mata pelajaran tersebut.

Namun, sebelum itu, doktrin telah dimulai sejak TK.

Baca Juga: 12 Jam Terjadi Penembakan, 'Tindakan Gila' Pembunuhan Massal Oleh Seorang Dokter Berseragam Polisi Ini Memakan Korban Belasan Jiwa: Saya Bangun dengan Berita Ngeri

Dari sekitar 750 anak-anak TK, 39 di antaranya diminta ambil bagian dalam Mass Games tahun ini.

Itu merupakan sebuah pertunjukan propaganda di mana mereka menari dan bernyanyi tentang kebaikan Korea Utara.

Sebelumya, mereka harus menjalani pelatihan intensif selama berbulan-bulan di Pyongyang.

Kim Jong Un sendiri sudah menyaksikan petunjukkan itu sebanyak enam kali di masa kekuasaannya.

Baca Juga: Mata Merah, Terasa Berpasir, dan Bernanah Bisa Merupakan Tanda-tanda Awal Infeksi Covid-19, Dokter Sarankan Melakukan Hal Ini Jika Gejala Itu Terjadi

"Anak-anak sangat senang ketika Pemimpin Tertinggi menontonnya."

"Mereka bahkan sampai menangis terharu."

Setelahnya, anak-anak berkata:

"'Aku melihat Pemimpin Tertinggi', dan kembali menangis bahagia," cerita Kang Sun Hui.

Artikel ini pernah tayang di National Geographic.grid.id dengan judul "Begini Cara Korea Utara Mendoktrin Anak-anak untuk Memuja Kim Jong Un"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait