Di sana, Kumari hanya boleh digotong dengan tandu emas atau digendong oleh pengawal khusus.
Sebagai representasi dewi yang menciptakan semesta alam dari perutnya, warga menganggap bahwa wajar jika kehidupannya tak sama dengan orang pada umumnya.
Seorang mantan Kumari pertama, Somika Boyrachasta menceritakan mengenai kehidupan normalnya usai kasakedewiannya berakhir, dikutip TribunTravel dari The Asian Parent.
Setelah menjalani kehidupan normal, Somika mulai bisa menyesuaikan diri dengan bekerja sambil kuliah.
Somika mengakui jika kehidupannya berbalik 180 derajat setelah dirinya mengalami menstruasi.
"Tidak ada lagi pemujaan, tidak ada lagi kunjungan orang-orang. Hidup yang aku dan keluarga jalani pasca Kumari jadi begitu sulit," ujar Somika.
Chanira Bajracharya yang juga mantan Kumari merasa bahwa hidup normal seperti remaja lainnya adalah hal yang sulit.
Bahkan setelah bertahun-tahun masa Kumarinya berakhir.