Find Us On Social Media :

Meski Mantan Anggota Pasukan Khusus yang Bertempur Melawan Korut, Presiden Korsel Ini Justru Pelopori Perdamaian

By Agustinus Winardi, Minggu, 29 April 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Presiden Korsel Moon Jae-in yang baru saja memelopori perundingan damai dengan pemimpin Korut Kim Jong UN Jumat (27/4/2018) di masa mudanya ternyata merupakan anggota Komando Pasukan Khusus Korsel.

Sebagai anggota pasukan khusus yang disiapkan untuk bertempur dalam segala medan dan menguasai semua persenjataan tempur serta pemegang sabuk hitam ilmu beladiri Taekwondo, maka pada saat itu (1975) Moon Jae-in benar-benar merupakan seorang tentara pilihan.

Apalagi untuk membentuk pasukan khususnya agar memiliki kualifikasi untuk bertempur di darat, laut, dan udara, Korsel memiliki prosedur latihan yang demikian berat dan keras.

Misalnya berlatih di musim dingin pada suhu ektrem serta semua pasukan khusus yang sedang digembleng sama sekali tidak mengenakan baju.

Baca juga: 707th SMB, Pasukan Khusus Korsel yang Terkenal Hebat Sampai Pernah Didatangi Paspampres RI

Moon sendiri sebagai anggota pasukan khusus pernah terlibat pertempuran sengit dalam operasi bersandi Operation Paul Bunyan (1976) melawan pasukan Korut yang berhasil menyusup ke wilyah Korsel.

Dalam insiden itu, pasukan penyusup Korut berhasil membunuh dua perwira militer AS dan melukai sejumlah prajurit lainnya. Tapi setelah pasukan khusus Korsel turun tangan, pasukan penyusup Korut berhasil dipukul mundur hingga keluar dari Zona Demarkasi Militer di Panmunjom.

Tapi setelah usai berdinas di pasukan khusus, Moon Jae-in yang kembali ke kehidupan sipil dan merupakan lulusan Fakultas Hukum Kyunghee University, kemudian berprofesi sebagai pengacara yang banyak membela masalah-masalah HAM.

Moon juga terjun ke dunia politik dan bergabung dengan partai oposisi, Aliansi Politik Baru Untuk Demokrasi.

Baca juga: Moon Jae-in Jadi Presiden Baru Korsel, Perang Korea Jilid 2 Batal?

Sebagai politikus berpikiran liberal, Moon kerap menyerukan bersatunya Korea kembali (reunifikasi) dan tidak menyukai perang meskipun dirinya mantan anggota pasukan khusus.

Ketika mengikuti pemilu pemilihan Presiden Korsel 2017, Moon berhasil meraih suara terbanyak dan dilantik sebagai Presiden Korsel pada 10 Mei 2017.

Kesempatan untuk mendorong perdamaian dengan Korut pun terus diupayakan Moon Jae-in kendati di tahun 2107, dirinya sempat ‘’terpancing’’ oleh Presiden AS Donald Trump yang ingin menyerang Korut.