Find Us On Social Media :

Disebut Lebih Kejam dari Kim Jong Un, Diktator Ini Siksa Tahanan Sambil Diiringi Lagu Milik Anggota The Beatles, 'Bikin Suasana Tambah Ngeri'

By Mentari DP, Selasa, 14 April 2020 | 17:50 WIB

Kim Jong Un (kiri) dan Augusto Pinochet (kanan).

Intisari-Online.com - Di era sekarang, Kim Jong Un dikenal sebagai seorang diktator.

Dia adalah Pemimpin Tertinggi Korea Utara yang dikenal keras.

Contoh, Kim Jong Un pernah menjatuhi hukuman mati pada jenderal yang dituduh melakukan kudeta.

Caranya dengan melemparkannya ke dalam tangki berisi ratusan piranha.

Baca Juga: Dikenal Kejam dan Diktator, Tapi Warga Korea Selatan Pikir Kim Jong Un Terlihat 'Lembut' Saat Momen Ini

Dia juga tak segan-segan membunuh orang yang dianggap bisa melawannya.

Nah, bicara soal diktator, ada satu nama yang jarang terdengar.

Dia adalah Augusto José Ramón Pinochet Ugarte atau biasa dikenal dengan Augusto Pinochet.

Perlu Anda tahu, dia adalah seorang diktator asal Chili.

Mengutip biography.com pada Selasa (1/10/2019), Augusto Pinochet lahir pada 25 November 1915 di Chili.

Baca Juga: Jalani Ibadah Puasa di Tengah Pandemi Covid-19, Ini 4 Arahan MUI, 'Jangan Sampai Niat Baik Dilakukan dengan Cara Salah'

Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Pinochet menyiksa kaum kiri, sosialis, dan kritikus politik, yang mengakibatkan eksekusi terhadap sekitar 1.200 hingga 3.200 orang.

Lalu menahan setidaknya 80.000 orang dan menyiksa puluhan ribu orang lainnya.

Selain itu, ada yang mengejutkan dari cara Augusto Pinochet menyiksa lawannya.

Ternyata, diktator asal Chili ini melakukan penyiksaan dengan diiringi sebuah lagu.

Apakah sebuah lagu akan mengurangi kengeriannya?

Sepertinya hal itu tidak dapat membantu banyak.

Pada September 1973, Jenderal Augusto Pinochet mengorganisasi sebuah kudeta militer.

Kudeta ini terjadi mengikuti kerusuhan sosial dan politik yang telah terjadi berlarut-larut.

Kerusuhan ini terjadi antara Presiden Salvador Allende yang terpilih secara demokratis tahun 1970 dengan golongan konservatif.

Dikarenakan Allende adalah pemimpin Partai Sosialis, kepentingan perusahaan-perusahaan AS kemudian terganggu.

AS kemudian mendalangi kudeta untuk menjatuhkan Allande dengan memunculkan Jenderal Pinochet sebagai pemimpin baru.

Baca Juga: Kabar Baik bagi Para Perantau yang Tak Bisa Mudik di Tengah Pandemi Covid-19, Mereka Juga Bisa Dapat Bantuan Sembako, Begini Caranya

Jenderal Pinochet dianggap menyelamatkan Chili dari marxisme, meski banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukannya.

Berlangsung selama 17 tahun, pemerintahannya kemudian ditandai dengan penyiksaan dan ribuan kematian rakyatnya yang dianggap subversif.

Pinochet meninggal pada tahun 2006, dan saat itulah penelitian tentang sudut paling gelap dari rezimnya dimulai.

Dilansir pada grunge.com, Dr. Katia Chornik dari Universitas Manchester mewawancarai beberapa orang yang ditahan dan disiksa selama masa pemerintahannya

Dia mengungkap taktik populer dalam penyiksaan yakni dengan diperdengarkan lagu dan musik-musik selama berhari-hari.

Lagu yang paling populer digunakan adalah "My Sweet Lord" karya George Harrison yang dirilisnya pada 1970 sebagai musisi solo setelah bubarnya The Beatles di tahun yang sama.

Penelitian itu mengungkapkan bahwa para eksekutor memainkan musik itu sambil menyiksa.

Mereka akan bernyanyi bersama-sama dimulai saat membawa tahanan keluar selnya.

Mereka juga diketahui menggunakan lagu lainnya juga seperti "Venceremos" dari Julio Iglesias dan "Gigi l'amoroso" dari penyanyi Italia Dalida. (Muflika)

Baca Juga: Ada Lebih dari 2.000 Kasus Virus Corona dan Sudah Terapkan PSBB, Faktanya Stasiun KRL Masih Dipenuhi Warga Jakarta