Penulis
Intisari-Online.com - Di era sekarang, Kim Jong Un dikenal sebagai seorang diktator.
Dia adalah Pemimpin Tertinggi Korea Utara yang dikenal keras.
Contoh, Kim Jong Un pernah menjatuhi hukuman mati pada jenderal yang dituduh melakukan kudeta.
Caranya dengan melemparkannya ke dalam tangki berisi ratusan piranha.
Dia juga tak segan-segan membunuh orang yang dianggap bisa melawannya.
Nah, bicara soal diktator, ada satu nama yang jarang terdengar.
Dia adalahAugusto José Ramón Pinochet Ugarte atau biasa dikenal dengan Augusto Pinochet.
Perlu Anda tahu, dia adalah seorang diktator asal Chili.
Mengutipbiography.compadaSelasa (1/10/2019), Augusto Pinochetlahir pada 25 November 1915 di Chili.
Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Pinochet menyiksa kaum kiri, sosialis, dan kritikus politik, yang mengakibatkan eksekusi terhadap sekitar 1.200 hingga 3.200 orang.
Lalu menahan setidaknya 80.000 orang dan menyiksa puluhan ribu orang lainnya.
Selain itu, ada yang mengejutkan dari caraAugusto Pinochet menyiksa lawannya.
Ternyata, diktator asal Chili ini melakukan penyiksaan dengan diiringisebuah lagu.
Apakah sebuah lagu akan mengurangi kengeriannya?
Sepertinya hal itu tidak dapat membantu banyak.
Pada September 1973, Jenderal Augusto Pinochet mengorganisasi sebuah kudeta militer.
Kudeta ini terjadi mengikuti kerusuhan sosial dan politik yang telah terjadi berlarut-larut.
Kerusuhan ini terjadi antara Presiden Salvador Allende yang terpilih secara demokratis tahun 1970 dengan golongan konservatif.
Dikarenakan Allende adalah pemimpin Partai Sosialis, kepentingan perusahaan-perusahaan AS kemudian terganggu.
AS kemudian mendalangi kudeta untuk menjatuhkan Allande dengan memunculkan Jenderal Pinochet sebagai pemimpin baru.
Jenderal Pinochet dianggap menyelamatkan Chili dari marxisme, meski banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukannya.
Berlangsung selama 17 tahun, pemerintahannya kemudian ditandai dengan penyiksaan dan ribuan kematian rakyatnya yang dianggap subversif.
Pinochet meninggal pada tahun 2006, dan saat itulah penelitian tentang sudut paling gelap dari rezimnya dimulai.
Dilansir padagrunge.com, Dr. Katia Chornik dari Universitas Manchester mewawancarai beberapa orang yang ditahan dan disiksa selama masa pemerintahannya
Dia mengungkap taktik populer dalam penyiksaan yakni dengan diperdengarkan lagu dan musik-musik selama berhari-hari.
Lagu yang paling populer digunakan adalah "My Sweet Lord" karya George Harrison yang dirilisnya pada 1970 sebagai musisi solo setelah bubarnya The Beatles di tahun yang sama.
Penelitian itu mengungkapkan bahwa para eksekutor memainkan musik itu sambil menyiksa.
Mereka akan bernyanyi bersama-sama dimulai saat membawa tahanan keluar selnya.
Mereka juga diketahui menggunakan lagu lainnya juga seperti "Venceremos" dari Julio Iglesias dan "Gigi l'amoroso" dari penyanyi Italia Dalida. (Muflika)