Find Us On Social Media :

Ketika Para Guru Menjadi Pelaku Pelecehan Seksual terhadap Murid-muridnya, Apa yang Harus Kita Lakukan?

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 27 April 2018 | 17:45 WIB

Mereka mengaku dipanggil masuk ke ruang Kepsek. Setelah itu, para korban ini digerayangi kemaluannya kemudian dipeloroti celananya. Selama sang Kepsek beraksi, ruangan dikunci dari dalam. Semua siswa korban sempat merasa ketakutan dan ada yang sambil menangis serta terbata-bata mengakui perbuatan Kepseknya.

"Ada yang hanya dipegang-pegang. Celananya disuruh lepas. Mereka takut dan ada yang bisa lari," kata salah seorang sumber.

Atas kasus ini, para siswa mendemo sang Kepsek agar dipecat dan nggak boleh mengajar di kelas lagi. Sebab, kalau masih mengajar di kelas dikhawatirkan masih melakukan perbuatan serupa. Namun, sayang, mantan Kepsek ini hanya dikenakan hukuman 3,5 tahun penjara.

Masih ada lagi kisah tentang Pembina Pramuka bejat di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang juga mencabuli 10 orang siswinya. Hati-hati, Pembina Pramuka bejat berinisal DN ini berdalih memeriksa kesehatan para siswi. Ujung-ujungnya, DN malah memanfaatkan kesempatan mencabuli satu per satu siswinya.

Kapolsek Biromaru Kompol Ilham Lompoh di Sigi menjelaskan pelaku berinisial DN ditangkap atas dasar laporan sejumlah korban yang mengaku mengalami tindakan enggak menyenangkan itu.

"Tindakan pencabulan itu telah berlangsung selama beberapa bulan namun korban merasa takut melaporkan ke polisi," kata Kompol Ilham.

Berdasarkan penuturan pelaku, aksi pelecehan tersebut dilakukan saat Pembina Pramuka berupaya memeriksa kesehatan anak buahnya dengan menyentuh bagian tubuh pribadi.

Kompol Ilham mengatakan pelaku akan dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. Namun kasus ini tenggelam begitu saja.

Baca juga: Kontes 'Ratu Homoseksual' di Lebanon: Tempat Pria Menyamar jadi Wanita

Sejak 2009 lalu sebenarnya sudah ada kasus pelecehan seksual guru terhadap muridnya yang bikin gempar kota JAkarta. HAI pernah meliput langsung peristiwa itu. Kala itu, sebuah sekolah negeri di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, mencuat namanya ke permukaan gara-gara pelecehan seksual yang dilakkukan oleh seorang pelatih ekskul futsal.

Dengan dalih memberi bekal mental sebelum bertanding, pelatih cabul ini memperalat empat anak eksul futsal untuk membuka celana dan memperlihatkan penis mereka di depannya.

Bahkan, pelatih bernama Joy tersebut memotret gambar teman-teman kita yang disuruhnya telanjang.